Hikmah Covid-19, Permintaan Serbuk Jahe Merah KWT Serasi Mengalami Peningkatan

udin abay | Sabtu, 30 Mei 2020 , 08:34:00 WIB

Swadayaonline.com - Sektor pertanian di daerah memiliki kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bidang usaha pertanian tidak hanya meliputi sektor hulu saja, melainkan sampai ke hilir. Disisi lain produk pertanian memiliki karakteristik tersendiri seperti mudah rusak, membutuhkan tempat penyimpanan, sifatnya musiman dan dihasilkan dari pedesaan. Oleh sebab itu, penanganan dan pengolahan produk pertanian tetap tersedia dan memiliki nilai ekonomis.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang kerap disapa SYL mengatakan bahwa pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik. “Sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional," ujar Mentan.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menegaskan bahwa Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm terutama pasca panen dan olahannya untuk menaikkan nilai pertanian, ” tuturnya.

Saat ini, aktivitas penyediaan pangan mulai dari hulu sampai hilir juga tidak boleh berhenti. "Dalam masa Covid-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian khususnya di bidangi off-farm," terang Dedi 

Kelompok Wanita Tani (KWT) Serasi  adalah salah satu KWT yang mampu memaknai hikmah dari wabah virus Corona sebagai (hikmah) terhadap home industri.

KWT Serasi berlokasi di kecamatan Pelayangan Provinsi Jambi, berjumlah 30 orang, Untuk mengisi kegiatan ibu-ibu petani disamping kegiatan berkelompoknya sehingga menghasilkan pemasukan tambahan di keluarga dan anggota Kelompok Wanita Tani ini. mempunyai  kegiatan lain yaitu pemanfaatan lahan pekarangan, yang bertujuan untuk pengadaan dan menciptakan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, rempah-rempah  dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung agar kebutuhan pangan yang beragam, bergisi, sehat dan aman (B2SA) dapat diterapkan.

novasi pembuatan serbuk jahe kami peroleh dari hasil musyawarah anggota, pengurus KWT  dan penyuluh pertanian untuk memanfaatkan hasil dari pemanfaatan lahan pekarangan berupa tanaman obat keluarga (TOGA) khususnya tanaman jahe agar dimanfaatkan untuk menaikan dan menambah nilai tambah (jual), sehingga tanaman jahe kami bermanfaat dan memiliki nilai tambah untuk membantu kebutuhan dalam keluarga, selain itu dengan dibuat menjadi serbuk jahe ini akan menggiatkan masyarakat pada umumnya untuk menanam jahe sebagai sumber tambahan pendapat keluarga ujar Ngati selaku ketua KWT Serasi 

Saat ini pemakaian obat tradisional yang berasal dari tanaman rimpang seperti jahe merah tidak hanya digunakan bagi mereka yang tinggal di pedesaan, namun sudah diminati pula oleh masyarakat perkotaan. Terbukti dengan meningkatnya konsumsi masyarakat perkotaan terhadap jamu tradisional maupun produk olahan dalam kemasan.

Setelah  virus Corona mewabah, rata-rata produksi 50  kg setiap bulannya   dan kami  kemas dalam kemasan 100 gram dengan harga 10.000 Kg, jahe yang gunakan adalah  jenis jahe merah  dan Alhamdulillah  kini permintaan  melonjak hingga 100%. Ini berkat juga Dukungan dan pendampingan penyuluh pertanian ujar Ngati.
Tidak Lupa Rumi Selaku Penyuluh Setempat   juga mengingatkan anggota KWT Serasi terhadap seruan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada petani dan pelaku usaha pertanian untuk patuh pada protokol Kesehatan WHO.

"Jaga jarak. Jangan berkerumun. Kenakan masker. Rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir."
Seperti arahan Kepala BPPSDMP juga mengingatkan agar petani meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, karena kemajuan pertanian suatu negara tergantung pada kemampuan SDM-nya," terang Dedi Nursyamsi. SY/BPPJ