Dari Bisnis Beternak, Petani Milenial Ini Untung Hingga Milyaran

udin abay | Minggu, 31 Mei 2020 , 22:13:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam berbagai kesempatan, baik secara tatap muka maupun virtual, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) tidak henti-hentinya menyampaikan bahwa, Kementerian Pertanian akan terus mengoptimalkan SDM Pertanian terutama petani milenial baik di desa maupun di kota untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan sampai menuju pasar ekspor.
SYL juga menegaskan bahwa keyakinan pada anak muda para generasi milenial dibidang pertanian ini terus meningkat.“ Saya yakin mereka itu berkembang, dan saya percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian, mereka mempunyai peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik”

“Apalagi dengan memanfaatkan tekhnologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman. Generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya sekadar bertani, tetapi juga cerdas berwirausahatani dengan memanfaatkan teknologi,“ tambah SYL

Sumber protein hewani alternatif selain daging ayam dan daging sapi adalah daging domba. Beternak domba juga cukup menguntungkan karena dalam medio dua tahun domba produktif dapat melahirkan minimal tiga kali dengan jumlah anak mencapai dua hingga tiga ekor setiap kali melahirkan. Sedangkan inti dari beternak domba sendiri adalah di sektor pakan, perawatan dan sanitasi kandang.

Pada tahun 2017 tercatat populasi kambing/domba mencapai 35.052.653 ekor dan sebanyak 4,27 juta ekor berada di provinsi Jawa Timur sedangkan kebutuhan konsumsi nasional terhadap daging kambing/ domba sekitar 13.572 ton /tahun. Sebuah peluang yang sangat besar.

Potensi dan peluang besar inilah yang ambil oleh UD. Al Fatih yang dikelola oleh seorang pemuda bernama Mahrus Ali, ex kontraktor pertambangan di tahun 2009 lalu. UD Al Fatih berdomisili di Dusun Darbangsah Desa Kupang Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso yang sejak tahun 2014 fokus dalam peternakan domba hingga saat ini. 

“Beternak domba bukan tidak pernah jatuh, tapi potensi keuntungan besar dan minimnya persaingan serta tingkat reesiko kecil yang tetap memacu motivasi dalam beternak domba,” ujar Mahrus Ali.

UD Al Fatih saat ini memelihara ±3000 ekor domba dengan omzet penjualan cukup fantastis. Pengiriman domba dilakukan mingguan ke pulau dewata sebanyak 15-30 ekor sedangkan kiriman ke Riau, Kuningan, Jakarta dan Lamongan per minggu masing masing ±200 ekor domba. Sehingga jika di rata rata perbulan mencapai 1000 ekor dengan kisaran harga 1 juta maka bruto yang di terima adalah 1 miliar. Pandemic Covid – 19 menerpa hampir semua sektor tapi untuk kebutuhan domba masih bisa dilakukan pengiriman walau terdapat pembatasan, tetapi untuk konsumsi kebutuhan masih berjalan baik.  

Untuk kebutuhan pakan dapat disiasati dengan pembuatan silase. Beberapa kali Mahrus Ali sudah mendapatkan informasi materi pengetahuan pakan silase dari Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan dan dilapangan polivalen seorang PPL untuk selalu mendampingi proses kegiatan pembuatan silase secara nyata dibutuhkan.

Silase yang biasa dibuat adalah campuran dari tebon jagung (dihaluskan dengan bantuan cooper), dedak, tinten (batang kedele yang sudah kering dicooper), jagung giling, polar, konsentrat. Pakan jenis ini jika diberikan pada domba maka efek akan dirasakan paling cepat 2 minggu dan satu bulan pemberian, maka /bulan akan ada penambahan bobot pada domba jantan sekitar 8 – 9 kg dan pada domba betina sekitar 6 kg.
Jika peternakan bukan lagi kegiatan sampingan bagi petani, maka kesejahteraan bukan lagi mimpi di siang bolong.

Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Seluruh insan pertanian baik itu widyaiswara, penyuluh dan petani harus bahu membahu dalam memenuhi kebutuhan pangan.    

“Inilah waktu yang tepat bagi petani untuk menjadi pahlawan bangsa. Petani milenial harus mampu menjadikan aktivitas tidak hanya on farm tetapi mampu menuju off farm yang lebih memiliki nilai jual. Petani milenal juga harus mampu membuat terobosan-terobosan baru, dan harus mau berinovasi di jaman Industri 4.0 ini,” pungkas Dedy. SY/HRD/YNI/ASP