KWT Puspita Sari Ubah Pekarangan Menjadi Lahan Rekreasi Gaya Baru

udin abay | Rabu, 03 Juni 2020 , 11:36:00 WIB

Swadayaonline.com - Kejenuhan serta kebosanan mungkin banyak dirasakan oleh banyak orang di masa Pandemi COVID 19 yang masih mengintai. Keinginan untuk keluar rumah dan alan-jalan pun terpaksa harus diurungkan. Tapi ini tidak berlaku bagi warga Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Takk perlu pergi jalan jauh, kini mereka memiliki lokasi yang cukup memanjakan mata. Hal ini dikarenakan pekarangan warga sudah banyak ditanami aneka Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

Di motori oleh  Kelompok Wanita Tani (KWT) Puspita Sari yang dipimpin oleh Sukatni, KWT ini mampu mengobati kerinduan warga untuk menikmati keindahan alam. KWT yang memiliki aneka jenis buah-buahan, sayuran dan empon-empon menjelma menjadi tempat yang sejuk oleh rimbunnya dedaunan yang hijau, lingkungan yang bersih, aneka kebutuhan mendasar bumbu dapur serta tanaman obat keluarga (Toga). 

Sri Rahayu selaku penyuluh pendamping menuturkan pertanaman sayuran bisa dibilang cukup lengkap. "Ada cabe kecil, tomat, kangkung dan juga kelor. Untuk buah ada delima, pisang, nanas, papaya, jeruk nipis, jeruk lemon, strawberry, murbei, nangka dan blimbing wuluh," ungkapnya.

Sedangkan empon-empon yang paling sering dicari selama pandemi ada jahe merah, kunir, laos, temulawak, sereh masak, sereh wangi, butrowali, kencur dan daun salam pun semakin melengkapi area ini. Selain melihat pekarangan di kawasan KWT Puspita Sari kedepan warga  dapat memetik dan memanen langsung komoditas TOGA, tambah Sri.

Ditemui disela-sela pendampingannya, koordinator Balai penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gondanglegi, Sukandar mengatajan bahwa kebersamaan ibu-ibu KWT dan dibantu bapak-bapak juga yang memiliki kepedulian terhadap kawasan di tingkat Rukun Tetangga telah menjadikan kawasan yang dulunya minim tanaman dan hijauan, sekarang telah dirubah menjadi kawasan yang asri dan indah.

Kesehatan menjadi hal yang sangat penting dalam waktu-waktu sekarang ini. Sedangkan pangan seperti dua sisi mata uang dengan kesehatan. Sehingga, sangat benar jika ada yang menyatakan bahwa yang paling aman di rumahmu, karena di sana, di rumahmu ada energi dari orang-orang yang kita kasihi dan ada juga pekarangan yang sementara ini jadi tempat rekreasi.

Pekarangan bisa menjadi seperti taman asri dengan aneka buah, sayur dan tanaman obat. Anjuran untuk mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur serta menambahkan ramuan atau minuman herbal tentu dapat dipenuhi dari pekarangan-pekarangan di masing-masing rumah, toko dan kantor sekalipun.

"Kita berharap dengan pemanfaatan pekarangan, kita bisa punya semacam motto baru: hijau pekarangannya, sehat keluarganya dan maju negaranya. Dengan begitu kita mudah-mudahan bisa segera mengalahkan virus corona," pesan Sukandar.

"Ini juga harus terus dipertahankan dan kualitas tanaman serta sayurnya lebih organik. BPP siap mendukung ke arah pengembangan lebih lanjut. Jika sementara ini masih sebatas pada pelatihan bagaimana membuat pangan olahan dari hasil pekarangan dan kebun yang didampingi oleh masing-masing penyuluh wilayah binaan," bebernya. 

Pemanfaatan lahan pekarangan ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nusyamsi yang menyatakan jangan pernah ada sejengkal tanah yang kosong, Harus dimanfaatkan dan ditanami dengan komoditas pertanian. Penyuluh pertanian jangan berhenti untuk mendampingi petani untuk mengolah dan memanfaatkan lahan pertanian. Bila  lahan pekarangan ditanami maka minimal kebutuhan pangan keluarga dapat tercukupi, jelas Dedi. SY/NL