Penyuluh Pertanian : Jeruk Keprok Batu Tingkatkan Imunitas Tubuh di Tengah Pandemi

udin abay | Senin, 15 Juni 2020 , 18:30:00 WIB

Swadayaonline.com - Virus Corona telah menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia, tak terkecuali di Indinesia. Hingga saat ini tercatat, sudah mencapai  38.277 orang positif terkena COVID-19. Untuk memperkuat sistem imun tubuh maka diperlukan asupan makanan yang bergizi sperti sayur-sayuran maupun buah-buahan.  Menjaga imun tubuh merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkal penularan virus ini serta berbagai penyakit lainnya.

Sebelum corona mewabah dan menjadi pandemi, masyarakat lebih memilih mengkonsumsi jeruk impor sebagai sumber asupan vitamin C keluarga. Adanya wabah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan mengkonsumsi produk pangan yang berasal dari negri sendiri. Jeruk keprok batu 55 merupakan salah satu buah lokal yang memiliki kualitas tinggi baik dari sisi tampilan maupun citarasa. 

Indonesia sendiri memiliki 7 (tujuh) jenis jeruk yang berkembang di hampir setiap provinsi di Indonesia, antara lain : Siam, Keprok, Pamelo, Manis, Nipis, Lemon, dan Purut. Jeruk Keprok Batu 55 termasuk dalam spesies Mandarin. Jeruk keprok Batu 55 mempunyai kualitas penampilan dan citarasa minimal sama dan bisa lebih enak dibandingkan jeruk mandarin impor bila dibudidayakan dengan baik. 

Kecamatan Karangploso menjadi salah satu sentra pengembangan jeruk Keprok Batu 55 di kabupaten Malang provinsi Jawa Timur. Wilayah pengembangan di kecamatan ini ada di 3 desa yaitu Tawangargo, Donowarih, dan Bocek. Pada 2019 kemarin, BPTP Jawa Timur telah memberikan bantuan sebagai stimulus pengembangan komoditi jeruk keprok Batu 55 di salah satu desa binaannya, Desa Bocek kecamatan Karangploso.

Harianto, penyuluh wilbin Desa Bocek menyampaikan bahwa bantuan bibit jeruk dari Kementerian Pertanian melalui BPTP Jawa Timur telah tertanam dengan baik dan pertumbuhannya cukup bagus. "Sekarang saatnya melakukan pangkas bentuk untuk mendapatkan performa tanaman yang lebih baik," ungkapnya ketika berkunjung ke Ketua Poktan Pelita Tani, Anata. Anata menyampaikan bahwa potensi lahan didesanya masih cukup luas, dan antusias anggota untuk mengembangkan komoditas ini cukup besar. Anata berharap, komoditas ini bisa berdampingan dengan cabai yang selama ini menjadi komoditas utama yang dibudidayakan sebagian besar masyarakat di dusunnya. 
                             
 Masyarakat umum belum banyak yang tahu bahwa mandarin adalah sinonim dari jeruk keprok. Konsumen belum percaya bahwa kualitas jeruk keprok Batu 55 adalah cerminan kualitas jeruk keprok nusantara, karena "image" yang sudah terbentuk bahwa buah impor adalah yang terbaik. Sekarang lah saatnya untuk kita membuktikan bahwa buah lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan buah impor, jelas Harianto. Ungkapan Harianto senada dengan pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yanng mengatakan bahwa akibat dari pandemi ini impor produk pertanian otomatis menurun. Dan ini menjadi peluang tersendiri bagi kita untuk menunjukkan eksistensi produk-produk pertanian lokal.
 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan pandemi tidak menghentikan aktifitas pertanian. Petani di bantu penyuluh sebagai garda terdepan ketahanan pangan harus bersinergi melaksanakan olah tanah, tanam, panen hingga pasca panen dan pemasaran produk pertanian lokal. SY/NL