Tingkatkan Upaya Peningkatan Produktivitas, Petani Cilacap Tanam Benih Hibrida Bantuan Pemerintah

udin abay | Rabu, 17 Juni 2020 , 17:39:00 WIB

Swadayaonline.com - “Pemerintah senantiasa mendorong petani untuk tetap semangat meningkatkan produktivitas pertanian. Pertanian tidak boleh berhenti untuk menjaga ketersediaan stok pangan,” ujar Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo diberbagai kesempatan. 

Kondisi pandemi Covid 19 yang belum berakhir hingga saat ini mempengaruhi  kondisi ekonomi dan konsumsi pangan masyarakat. Petani sebagai penggerak utama penyedia sumber pangan pokok beras  harus mencari strategi meningkatkan produksi padi dengan cara yang bijak. Salah satunya Poktan Sido Langgeng Desa Sidamulya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap memanfaatkan bantuan benih padi varietas hibrida bantuan pemerintah untuk menggenjot produksi.

Thohir, Ketua kelompok Tani Sido Langgeng berterimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan benih padi varietas hibrida SL 8 di MT II tahun 2020 ini. Hal ini merupakan kali pertama mencoba varietas hibrida karena sebelumnya bantuan yang diperoleh kelompoknya adalah varietas inbrida. Banyak petani yang telah melakukan sebar benih dilahan dari bantuan yang diperoleh untuk 10 ha .

Rata-rata hasil panen varietas inbrida di musim sebelumnya hanya sekitar 7- 8 ton/ha saja. Dengan melihat potensi hasil panen varietas hibrida SL 8 yang mencapai 14,83 ton/ha, memperkuat harapan petani bahwa musim tanam kali ini produksi yang diperoleh akan meningkat. Dengan demikian  pendapatan petani akan naik dan nantinya membantu ketahanan pangan di masa pandemi Covid sekarang ini. 

Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian yaitu Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa, “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi untuk mencukupi kebutuhan 267 juta jiwa. Petani harus tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen.” 

Keuntungan ini sangat dirasakan oleh anggota Poktan Sido Langgeng, seperti yang disampaikan oleh Toto. “Keuntungan kami rasakan yaitu jumlah benih yang digunakan lebih hemat, cukup 15 kg/ha. Dengan cara tanam bibit muda dan model iwir 1-2 batang per tancap membuat anakan tumbuh banyak. Jarak tanam 30 x 30 cm, memberi ruang akar berkembang leluasa sehingga tanaman tumbuh optimal. Walaupun kala itu harga benih hibrida cukup mahal sekitar Rp.90.000-Rp100.000, namun terbayar dengan hasilnya yang cukup memuaskan.

Dengan adanya bantuan benih padi varietas hibrida dari pemerintah, kami sangat terbantu bisa ikut mencoba menanamnya tanpa harus merogoh kantong dalam-dalam,” cerita Toto dengan semangat.

Dalam hal pendampingan petani untuk berbudidaya padi hibrida sesuai anjuran merupakan tantangan tersendiri. Karena karakteristik petani yang umumnya masih nyaman dengan kebiasaan terdahulu. “Disinilah pekerjaan sesungguhnya dari seorang penyuluh pertanian seperti kami yang harus mendampingi petani dalam meningkatkan ketrampilan teknis, pengetahuan, mengembangan perubahan sikap yang lebih baik dan membangun kemandirian dalam mengelola lahannya,” pungkas Eti Solikhatun penyuluh pendamping di Kecamatan Sidareja. SY/ETI/YNI