Percepatan Tanam Padi Sawah Dengan Sebar Pethuk

udin abay | Selasa, 23 Juni 2020 , 20:10:00 WIB

Swadayaonline.com - Merespons arahan Presiden Jokowi, agar tidak terjadi krisis pangan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta kepada seluruh penyuluh pertanian dan petani di Indonesia agar segera melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung serentak. 

“Kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar makanan rakyat bisa terjamin. Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita harus hadapi dengan kerja keras dengan semangat pantang menyerah. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan tersebut dengan dua langkah konkret, yaitu dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Diharapkan kerja sama dengan berbagai pihak lebih intens agar semua dapat berjalan dengan baik,” tegas SYL.

Petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sedang gencar melakukan gerakan tanam padi. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi percepatan tanam di lahan-lahan yang sudah terairi dari hujan yang turun. Sebar pethuk sebuah istilah dalam bahasa Jawa yang artinya merupakan sistem dengan melakukan penyebaran benih sesaat sebelum panen. Dengan demikian usai pelaksanaan panen, petani dapat langsung mengolah tanah, menanam tanpa harus menunggu besarnya bibit terlalu lama.

Waduk Sempor di Kebumen, merupakan andalan untuk areal seluas 6.478 hektare meliputi delapan kecamatan yakni Kecamatan Sempor, Gombong, Kuwarasan, Buayan, Rowokele, Karanganyar, Adimulyo, dan sebagian Kecamatan Sruweng. Terbukti, petani Kulon Kali (Baratnya Sungai Luk Ulo) tersebut bisa panen bersamaan dengan petani Wetan Kali (Timur Sungai Luk Ulo) yang tanam pada Oktober dengan dialiri irigasi Waduk Wadaslintang.

Sedangkan Kecamatan Sruweng merupakan kecamatan yang mempunyai desa dengan sawah irigasi teknis seluas 1300 ha, dan tadah hujan 66 ha. Dengan keadaan ini petani di Kecamatan Sruweng sangat tergantung sekali dengan adanya aliran air dari waduk yang terbagi menjadi waduk Wadaslintang dan Waduk Sempor. Waduk Wadas Lintang mengaliri areal sawah di beberapa desa seperti Desa Giwangretno, Trikarso, Menganti, Sruweng, Jabres, Pakuran, Karangpule. Sedangkan untuk wilayah Waduk Sempor yaitu desa Tanggeran, Klepusanggar, Sidoagung, Kejawang, Karangjambu, Karangsari. 
Kegiatan sebar pethuk diharapkan menjadi solusi bagi areal lahan sawah yang terlambat menanam padi yang diakibatkan kurangnya air di lahan sawah sehingga tidak terjadi kemuduran musim tanam. Upaya lain dalam mengurangi kegagalan tanam karena kekeringan, bisa diupayakan diantaranya adalah memobilisasi pompa dengan selang hisapnya, mengoptimalkan pompa yang ada, membuat sumur pantek di beberapa titik, mengajukan bantuan selang , mempercepat distribusi bantuan benih padi untuk daerah yang masih tersedia air irigasi dan sebagainya. 

“Dengan metode sebar pethuk  petani bisa menanam padi sesuai dengan musim tanamnya. Di kecamatan Sruweng ada 3 pola tanam Padi-Padi-Palawija. Sehingga, Indeks Penanaman (IP) 300 persen yang meliputi padi-padi-palawija bisa tercapai,”ujar Siti Maesaroh penyuluh pertanian yang mendampingi petani di Kecamatan Sruweng.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pangan adalah masalah yang utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa, di mana petani harus tetap semangat tanam, olah, dan panen. 
“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” jelas Dedi. SY/STI/YNI