Gerakan Percepatan Tanam Dengan Adopsi Teknologi Padi Hibrida Di Era New Normal

udin abay | Kamis, 25 Juni 2020 , 22:51:00 WIB

Swadayaonline.com - Merespons arahan Presiden Jokowi, agar tidak terjadi krisis pangan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta kepada seluruh penyuluh pertanian dan petani di Indonesia agar segera melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung serentak. 

“Kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar makanan rakyat bisa terjamin. Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita harus hadapi dengan kerja keras dengan semangat pantang menyerah. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan tersebut dengan dua langkah konkret, yaitu dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Diharapkan kerja sama dengan berbagai pihak lebih intens agar semua dapat berjalan dengan baik,” tegas SYL.

Guna menjamin ketersediaan beras nasional  ditengah pandemi Covid 19, Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Tani Rejeki Desa Wanacipta Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah melakukan Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT) yaitu dengan percepatan tanam padi. Gerakan percepatan tanam ini diharapkan menjadi momentum tepat untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan menjadi jawaban sekaligus solusi konkrit dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang melanda dunia. 

Benih padi yang di tanam oleh Poktan Ngudi Tani Rejeki adalah jenis hibrida.  Varietas  ini  diharapkan  mampu  mendongkrak  produktivitas  beras secara nyata, terlebih dimasa pasca  pandemi Covid-19 dan kebijakan pemerintah dengan memberlakukan New Normal, para petani tetap harus menyediakan pangan. 

"Bertanam padi hibrida merupakan salah satu teknologi pemuliaan tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif peningkatan produktivitas padi nasional, pemanfaatan keunggulan sifat turunan (F1) akan menghasilkan potensi hasil yang lebih tinggi hingga 15 -20% dibanding padi inbrida atau jenis lainnya," jelas Puji Rahayu, Koordinator penyuluh pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sigaluh.

"Setelah di adakan penyuluhan tentang teknologi padi hibrida, kami sangat tertarik dan mencoba menanam, kami yakin  hasil dari penanaman padi varietas hibrida kali ini lebih baik dan produksivitas meningkat," kata Suratmin, Ketua Poktan Ngudi Rejeki 

"Kami akan terus mendampingi petani di masa new normal, apalagi tanam kali ini menggunakan varietas hibrida, mereka harus terus didampingi dalam aplikasi teknologinya agar hasilnya nanti bisa sesuai yang diharapkan,” pungkas Sudarti selaku PPL yang mendampingi petani di Desa Wanacipta. 

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga mengatakan bahwa pangan adalah masalah yang utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa, di mana petani harus tetap semangat tanam, olah, dan panen.
 
“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” tegas Dedi. SY/YKT/YNI