Petani Madiun Lakukan Gerdal Tikus Antisipasi Amankan Stok Pangan

udin abay | Jum'at, 26 Juni 2020 , 09:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Tikus sawah adalah hama yang sangat meresahPetani Madiun Lakukan Gerdal Tikus Antisipasi Amankan Stok Pangankan petani. Banyak kerugian yang bisa ditimbulkan apabila kena serangan hama yang satu ini. Bisa dibayangkan kerugian yang dialami oleh petani. Fenomena kerusakan tanaman padi akibat serangan tikus ini selalu menjadi momok yang menakutkan. Kehilangan hasil gabah akibat serangan hama tikus hampir terjadi di setiap musim tanam dengan  kerusakan mencapai 15-20% tiap tahunnya. Segala usaha telah dilakukan oleh para petani untuk mengendalikan serangan hama tikus ini. Usaha yang mereka lakukan biasanya dengan memasang pagar plastik, teknik fumigasi, gropyokan, pengendalian dengan musuh alami dan pengendalian secara kimiawi.

Dalam situasi pandemic covid-19 era new normal, para petani tetap melaksanakan gerakan pengendalian (Gerdal) hama tikus dengan berbagai cara. Cara yang mereka lakukan kali ini dengan teknik fumigasi dan gropyokan.

Meskipun kegiatan gropyokan ini dilakukan secara bergerombol akan tetapi petani tetap memperhatikan protokol kesehatanya itu dengan tetap memakai masker dan cuci tangan pakai sabun. Kegiatan ini mereka lakukan demi mengamankan stok pangan. Seperti halnya Kelompok Tani (Poktan) Tirto Kencono Desa Klecorejo Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun bersama dengan penyuluh pertanian melakukan kegiatan gropyokan tikus dan pengendalian dengan  teknik fumigasi.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa seluruh insan pertanian harus tetap melakukan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid 19, untuk mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan. Setelah panen segera lakukan olah, tanam, panen, dan tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Teknik fumigasi ini dilakukan karena cara ini mudah, murah dan efisien untuk dilakukan. Karena terbukti efektif membunuh tikus sawah beserta anak-anaknya di dalam lubang sarang, selain itu  juga terjangkau petani baik alat maupun bahan yang digunakan. 

Pada prinsipnya teknik fumigasi ini adalah mengubah komposisi udara dengan zat atau senyawa racun pernafasan. Tikus sawah yang terkena dampak racun itu akan mati. Ciri khas dari tikus sawah adalah membuat lubang sarang didalam tanah sebagai rumah dan untuk proses perkembangbiakannya. Teknik fumigasi ini dilakukan dengan cara memasukkan fumigan kedalam lubang sarang tikus, kemudian dibakar di dalam lubang tersebut sehingga menghasilkan asap. Asap ini adalah racun bagi tikus yang ada di dalam lubang sarang. Sehingga teknik fumigasi ini sangat cocok digunakan untuk membunuh tikus sawah beserta anak-anaknya di dalam lubang.

“Setelah dilakukan fumigasi, sebaiknya lubang sarang tikus ditutup kembali dengan lumpur basah agar memastikan tikus tidak keluar dan dipastikan mati di dalam lubang sarang bersama anak-anaknya. Kegiatan ini akan tetap dilakukan oleh petani di Poktan Tirto  Kencono sebagai upaya pengendalian tikus sawah yang efektif demi menjaga keamanan pangan,” ujar Tina Maria PPL di Kecamatan Mejayan.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertania, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan untuk mendukung program utama strategis Kementerian Pertanian. Para petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara on-farm maupun off-farm. 

“Pertanian merupakan garda terdepan dalam pencegahan infeksi Covid-19 ini. Pertanian berperan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh. Semuanya harus menjaga 11 komoditas stok pangan dan mengawalnya” pungkas Prof. Dedi. SY/TNA/YNI