Meski Pandemi Covid-19, Penyuluh Aceh Timur Dampingi Petani Panen Jagung Perdana

udin abay | Sabtu, 27 Juni 2020 , 22:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Meskipun masyarakat sedang dilanda wabah pandemic COVID-19, Kementerian Pertanian Bersama pemerintah daerah bekerja sama dalam menjamin stok pangan di wilayahnya masing-masing, tidak terkecuali jagung.

Hal ini sejalan dengan himbauan Menteri Pertanian pada beberapa kesempatan bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor penyangga yang bertanggung jjawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk di Indonesia. “Sudah menjadi kewajiban bagi semua pelaku di sektor pertanian untuk terus bekerja. Pertanian tidak boleh berhenti meski dalam suasana pandemic COvid-19 seperti sekarang,”, ujar Menteri SYL.

Seruan tersebut juga disuarakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, yang menyatakan bahwa permasalahan pangan merupakan tanggung jawab segenap bangsa Indonesia.

“Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, masalah hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19, tetapi petani tetap semangat tanam, semangat oleh dan semangat panen. Hal tersebut membuktikan bahwa pertanian tidak berhenti”, ujar Dedi.

Terbukti, Kabupaten Aceh Timur khususnya Kecamatan Serbajadi salah satu penyangga pangan Provinsi Aceh, pada bulan Juni telah melakukan panen jagung serentak.
Dikoordinasi oleh penyuluh Nur Afrizal, Kecamatan Serbajadi telah melaksanakan panen jagung perdana sekitar 55 ton. Panen jagung tersebut dilaksanakan pada lahan dari petani yang tergabung dari tiga kelompok tani di Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur. Kelompok tani tersebut adalah Kelompok tani Buntul Sunti, Telege Jernih dan Harapan Bangsa merupakan.

“Panen jagung perdana ini merupakan bukti nyata bahwa petani tetap melakukan penanaman di masa pandemic Covid-19. Petani tetap akan melakukan kegiatan bercocok tanam karena kegiatan tersebut merupakan pekerjaan utamanya. Kami, sebagai penyuluh akan terus mendorong dengan memberikan informasi baik berupa informasi pasar maupun pengetahuan teknis agar petani dapat terus meningkatkan produktivitasnya, Ujar Nur Afrizal

Peningkatan penduduk yang secara terus menerus meningkat mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan pangan. Hal ini menuntut tersedianya pangan bagi masyarakat Indonesia. Tersedianya pangan dalam hal ini tidak hanya berdasarkan kuantitasnya semata, namun juga terkait dengan kualitas dan aksesibilitas. Ketiga dimensi tersebut merupakan gambaran dari ketahanan pangan.

Di satu sisi, tingginya ketergantungan makanan pokok pada beras saja juga dapat menghambat tercapainya ketahanan pangan nasional. Sudah saatnya dilakukan diversifikasi pangan khususnya bagi pangan local pengganti beras seperti jagung. Oleh karena itu, pada beberapa kesempatan Menteri Pertanian mengatakan bahwa Kementerian Pertanian  berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan. 

Saat ini Kementerian Pertanian memiliki Langkah strtegis dalam upaya peningkatan ketersedian pangan di era new normal, salah satunya melalui perluasan tanam baru dan diversifikasi pangan, ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo. 
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SUmber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pangan adalah permasalahan strategis.

“Permasalahan pangan merupakan masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah saatnya petani harus berinovasi dengan berbagai terobosan agar hadir produk-produk baru”, paparnya.


Bungo – Masih tingginya curah hujan di sisa musin hujan tahun ini dimanfaatkan oleh para petani di berbagai daerah di Indonesia untuk menanam padi Kembali. Upaya tersebut merupakan bagian dari inisiatif pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan di tengah pandemic covid 19. Kegiatan ini didukung penuh oleh pemerintah khususnya dalam hal ini Kementerian Pertanian. Selain itu, kegiatan ini merupakan program ketahanan pangan yang menjadi prioritas Menteri Pertanian Syharul Yasin Limpo (SYL) melalui Gerakan percepatan tanam April-September (ASEP) 2020. 
“Ketahanan pangan merupakan jawaban utama kita dalam menghadapi dan menjawab segala tantangan yang terus berekskalasi akibat pandemic COVID-19”, ujar Menteri SYL di beberapa kesempatan. Oleh karena itu, percepatan tanam menjadi suatu keniscayaan bagi sektor pertanian khususnya pada masa pandemic ini. 
Besarnya harapan Mentan agar program inisiatif daerah tersebut terealisasi juga disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.  Sejak beberapa minggu belakangan ini pada Bulan Juni 2020, telah terdapat sekitar 300 Ha padi yang akan segera dipanen. Luasan lahan tersebut masing-masing berlokasi di Desa Empelu sbesar 200 Ha dan Desa Teluk . Pandak sebesar 100 Ha Kecamatan Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo.
Berdasarkan informasi dari penyuluh pertanian di wilayah Kecamatan  pada minggu ke tiga Bulan Juni ini telah dilakukan panen pada beberapa area di Desa Empelu. “Hari ini (22/6) siap dipanen padi varietas PB 42 dengan luasan sebesar 20 Ha, ujar Sujak, SP.
Sebagai Penyuluh Pertanian di wilayah tersebut, Sujak, SP menyampaikan bahwa nantinya diperkirakan seluas 200 Ha padi akan dilakukan panen pada awal Bulan Juli tahun ini. Kegiatan ini juga harus didukung dan dikawal khususnya bagi teman teman penyuluh pertanian agar nantinya dapat mendorong ketahanan pangan nasional. SY/JML/BPPJ