Widyaiswara dan Petani Ikuti Pelatihan Good Agricultural Practices Certification Tingkat ASEAN

udin abay | Senin, 29 Juni 2020 , 17:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Indonesia sebagai salah satu negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN), mengirimkan 2 orang delegasi sebagai peserta pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) Certifcation tingkat ASEAN, dalam rangka Strengthening Capacity Building in Agriculture Sector in ASEAN Countries – Phase 3. Pelatihan ini merupakan kerjasama antara Central Union of Agricultural Cooperatives (JA-ZENCHU) di Jepang dan ASEAN Secretariat. 

Peserta pertama yaitu Dewi Padmisari, Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, peserta kedua adalah Tatan Tarjuna, seorang petani dan pengelola Yan’s Fruits and Vegetables, berdomisili di Lembang yang juga alumni Ikamaja binaan BBPP Lembang, sebagai pemasok buah dan sayur ke berbagai pasar modern. Pelatihan dilaksanakan secara online (web conference system) selama 2 hari mulai tanggal 24 – 25 Juni 2020 dan diikuti 20 orang peserta baik itu official government, petani yang sudah menjual produknya ke supermarket maupun CEO supermarket dari 10 negara ASEAN.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan faktor keberhasilan tentang sertifikat GAP di negara-negara ASEAN, sharing experience bagaimana memecahkan permasalahan, benchmarking pengalaman negara Jepang bagaimana mempromosikan GAP yang dapat meningkatkan nilai produk saat pemasaran dan tindak lanjut dari setiap anggota ASEAN bagaimana strategi promosi GAP.

Selama proses pelatihan virtual, keynote lecturer oleh Prof. Matsumoto, menyampaikan tentang bagaimana promosi keamanan pangan dan rantai pasok pangan untuk memahami bagaimana proses sertifikasi GAP dan manfaat sertifikat GAP pada era masa kini di bisnis dan keamanan pangan merupakan suatu keharusan. Diharapkan setiap negara di ASEAN sudah harus memiliki awareness tentang sertifikat GAP, karena dinilai kurang terdengar gaungnya. 

Masing-masing negara mempresentasikan country report bagaimana situasi kondisi di Indonesia tentang situasi, kendala, dan kondisi penerapan GAP di Indonesia. Dewi menyampaikan, “kondisi penerapan GAP di Indonesia, levelnya ada 3 yaitu prima 1-3”, rinci Dewi. Disampaikan pula data jumlah petani dan kelompok tani yang sudah tersertifikasi di seluruh Indonesia hingga tahun 2018, dan data di tingkat Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2020. 

Selanjutnya, secara virtual diperlihatkan kunjungan ke salah satu petani yang sudah memiliki sertifikat GAP tingkat internasional, yaitu Saito Farm di Chiba Prefecture, Jepang.

Tatan, petani peserta pelatihan menyampaikan kesannya mengikuti pelatihan ini, “pelatihan ini sangat menunjang kegiatan usaha yang dilakukannya sebagai pemasok buah dan sayur ke berbagai pasar modern. Saya berharap ada tindak lanjut untuk proses sertifikasi gudang kemasan dan sertifikasi produk sayurannya”, ungkap Tatan. “Pelatihan secara online ini bisa saya pahami dengan baik dan waktunya sangat tepat karena ada tuntunan pula dari pasar modern yang bekerjasama dengan Yan’s Fruits and Vegetables untuk adanya sertifikasi GAP”, jelasnya. SY/CHE