Kementan Kawal Petani Kendalikan Tikus dan Penggerek Batang Padi di Bekasi

udin abay | Kamis, 02 Juli 2020 , 11:51:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) melakukan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petani di Kelompok Tani Sumber Karya 1, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Pelaksanaan bimtek dan gerdal juga dihadiri oleh Dinas Pertanian, POPT, Kepada Desa dan petani. Selain melaksanakan bimtek, mereka juga melaksanakan gerakan pengendalian (gerdal) bersama petani di lapangan. 

POPT setempat Dede Zakaria merasa prihatin dengan adanya serangan tikus dan penggerak batang padi (PBP) di wilayahnya. Dede berharap BBPOPT dapat memberikan penjelasan dan bimbingan mengenai teknologi pengendalian serangan tikus dan penggerek batang padi kepada petani. “Semoga apa yang disampaikan nanti dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petani,” ucap Dede.

Di tempat yang sama, Kepala BBPOPT Enie Tauruslina mengungkapkan pengamanan produksi merupakan salah satu upaya Kementan untuk menjaga agar produksi tetap aman. Sesuai arahan Derektur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bahwa dalam budidaya padi pertanaman harus dikawal sampai panen.

“Pertanian sangat beresiko terhadap gangguan hama, penyakit dan bencana banjir kekeringan. Oleh karena itu harus dikuatkan dari sisi pengamanan produksi. Apalagi Bapak Mentan Syahrul Yasin Limpo selalu mengingatkan ke kami untuk menjaga pasokan pangan, jadi ya harus serius kita kawal pertanamn ini,” ucap Enie.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) BBPOPT Turyadi dalam bimtek tersebut menyampaikan materi bimtek seperti dinamika populasi tikus kemudian dilanjutkan dengan praktek pengendalian tikus dengan cara pengemposan, praktek pengumpanan tikus, pembuatan rubuha dan dilanjutkan dengan pemasangan parasitoid Trichogramma di persemaian.

“Untuk menjaga populasi tikus agar tidak meningkat perlu dilakukan fumigasi atau pengemposan pada lubang aktif tikus serta teknik pengumpanan tikus, selain itu memanfaatkan musuh alami seperti burung hantu. Untuk mengundang burung hantu secara alami dapat dibuatkan rumah burung hantu atau rubuha,” papar Turyadi.

Kegiatan bimtek dilanjutkan pelaksaanaan gerdal tikus dengan melakukan teknologi pengemposan pada lubang-lubang aktif tikus dan pengumpanan tikus. Selain itu, petani digerakkan untuk swadaya pembuatan rubuha sehingga keberadaan burung hantu di wilayah tersebut mampu menekan populasi tikus.

Selain pengendalian tikus, petani juga praktek pemasangan pias Trichogramma untuk pengendalian PBP. “Trichogramma merupakan parasitoid dari penggerek batang, mereka akan memparasitasi telur penggerek batang padi. Pemasangan pias dilakukan dengan menggunakan ajir dan ditempatkan di persemaian. Teknik ini cukup efektif mengendalikan penggerek batang sejak di persemaian,” tutup Turyadi. SY/HMSK