Balitbangtan Lepas Biobestari Agritan, Padi Gogo Produktivitas Tinggi

udin abay | Senin, 13 Juli 2020 , 17:22:00 WIB

Swadayaonline.com - Tahun ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melepas sejumlah varietas unggul baru, salah satunya Biobestari Agritan. Biobestari merupakan padi gogo yang memiliki produktivitas rata-rata 5,8 ton/ha dan potensi hasil sekitar 7,5 ton/hektar.

Menurut peneliti Balitbangtan, Dr. Iswari S Dewi, produktivitas padi Biobestari cukup baik mengingat produktivitas nasional padi gogo saat ini hanya sekitar 4 ton/hektar.

Selain produktivitas dan potensi hasil yang tinggi, VUB ini juga memiliki kelebihan ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB), tahan penyakit blas, toleran terhadap keracunan alumunium serta toleran kekeringan. 

Lebih lanjut Iswari menjelaskan, luas areal pertanaman padi gogo tidak banyak berubah dari tahun ke tahun yakni sekitar satu juta hektar, padahal potensi areal pertanaman untuk padi gogo mencapai lebih dari dua juta hektar. Untuk itu ia berharap padi Biobestari ini dapat memberi dampak positif terhadap pemanfaatan lahan-lahan marjinal di Indonesia.

“Sebelum pandemi Covid-19 lalu sudah mulai dikembangkan di Indramayu. Selanjutnya akan kita kembangkan di daerah dengan kesesuaian lahan dan agroklimat untuk tanaman pangan semusim, serta mempunyai potensi pasar untuk dibina menjadi sentra daerah dan sentra unggulan,” jelas Iswari di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) pada Senin (13/7/2020).

Daerah yang dimaksud adalah Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantn Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.

“Agar produktivitasnya maksimal, nanti kita lengkapi juga dengan paket teknologi lain seperti sistem tanam larikan/largo,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry mendorong petani memanfaatkan padi gogo untuk mengatasi masalah kekeringan di berbagai daerah. Menurutnya penggunaan varietas tahan kering akan mengurangi ongkos produksi karena tidak membutuhkan banyak air.

"Ini yang kita dorong sehingga terjadi peningkatan produktivitas padi," ujar Fadjry beberapa waktu lalu. SY/HMSL