Meski Kondisi Tanah Membelah, Petani Klaten Tetap Lakukan Gerakan Percepatan Tanam Kedelai

udin abay | Selasa, 14 Juli 2020 , 09:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Berbagai produk olahan kedelai dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti tahu, tempe, kecap, susu, dan masih banyak olahan lagi. Kedelai juga merupakan produk hasil pertanian yang disukai dari berbagai kalangan masyarakat sehingga tak heran jika semua masyarakat sangat gemar mengkonsumsi makanan yang satu ini.

Namun kedelai menjadi komoditi yang sering bergejolak. Apalagi saat ini harga benih kedelai dipasaran sudah diatas normal yang biasanya hanya Rp. 9000 – Rp. 10.000 per kilo namun pada musim tanam tahun ini sudah di angka Rp.14.000. Ditambah lagi dengan kondisi lahan yang sudah mulai kering atau dalam istilah Jawa ialah  “nelo” yang tidak memungkinkan untuk ditanami kedelai. Namun semangat petani Desa Karangasem Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten  tetap berproduktif dengan melaksanakan kegiatan percepatan tanam kedelai sehari setelah padi dipotong. Bahkan dihari yang bersamaan mereka bisa panen padi sekaligus tanam kedelai, dengan harapan tanah masih kondisi agak basah meski sudah sebagian membelah.  

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  (SYL) seringkali mengatakan terutama dalam menghadapi wabah Covid-19, bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional agar lebih baik. “Di mana sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional," ujar SYL.

Tut Wuri Handayani, penyuluh pertanian lapangan (PPL)  di Kecamatan Cawas, mengatakan terus mendampingi dan mnagwal petani ditengah musim kemarau yang sebagian tanahnya mulai terbelah. “Saya salut dengan semangat dan tekad petani terutama ketua kelompok tani bersama pengurus dan anggotanya membangun komitmen khususnya di tengah Covid dan ditengah kekeringan yang melanda, namum pertanian tidak boleh berhenti, mereka tetap berproduktif, “kata wuri sapaan akrabnya. .  

Petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Ngudi Raharjo Desa Karangasem Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, sebenarnya sudah sejak lama melakukan kegiatan tanam dengan kondisi tanah kering dan meski tidak ada program, mereka tetap menanam kedelai dengan benih mereka sendiri, dari hasil panen yang mereka tanam di pematang.  Hal ini dibenarkan oleh pernyataan ketua poktan bahwa saat ini memang petani menanam kedelai dengan benihnya sendiri. “Petani saat ini sudah sebagian panen padi dan segera melanjutkan tanam kedelai dalam waktu yang bersamaan atau pada hari itu juga. Padi dipotong, kemudian disusul dengan taju kedelai, “kata Sutamto Ketua Poktan Ngudi Raharjo.

Berbagai kendala yang dihadapi petani cukup banyak, seperti hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai pada saat dibudidayakan. Belum lagi ditambah dengan kondisi lahan yang kadang tidak mendukung pertumbuhan kedelai yang maksimal namun semuanya itu tidak menyurutkan tekad dan semangat petani untuk tetap menanam kedelai tahun ini. 

Hasil panen kedelai dari pematang pada bulan Maret lalu, mereka tanam dimusim ini dengan harapan bisa tumbuh bagus sampai panen dengan harga sesuai harapan petani.  Dinas Pertanian Kabupaten Klaten menginformasikan bahwa  tahun 2020 program untuk kedelai terhambat karena adanya pandemic Covid 19 sehingga petani hanya mengandalkan benih lokal dan benihnya sendiri. 

Sutamto  dan petani sekitarnyadi Kecamatan Cawas lebih menekankan untuk segera tanam kedelai  kepada regu tanam berbarengan dengan tim perontok padi sehingga tidak ada lahan jeda. “Inilah salah satu upaya petani di wilayah kecamatan Cawas bagian selatan dalam kegiatan percepatan tanam kedelai untuk mensiasati musim agar bisa panen maksimal, mengingat pola tanam wilayah Cawas adalah padi-padi-palawija,” pungkas Wuri. 

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang selalu disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. "Walau dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian jangan berhenti, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," tegas Dedi. SY/TUT/YNI