Kelompok Tani Tanjung Sakti Tetap Semangat Budidaya Cabe Merah

udin abay | Kamis, 16 Juli 2020 , 05:18:00 WIB

Swadayaonline.com - Kondisi pandemi COVID-19 dan kebijakan physical distancing yang sedang terjadi saat ini berdampak pada pelemahan kondisi perekonomian akibat terbatasnya aktivitas warga. Upaya menjaga ketahanan pangan menjadi isu yang cukup penting, karena kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan harus tetap terpenuhi di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Penyebaran virus corona atau Covid-19 di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor usaha seperti pariwisata dan perdagangan. Namun tidak dengan sektor pertanian. Sektor pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini. Maka dari itu sektor pertanian harus menjadi kebutuhan prioritas dan tak bisa dianggap remeh. Itu karena sektor pertanian berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia pada khususnya. 

Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Tanjung Sakti  di wilayah Bungo membudidayakan cabe merah . Selain harganya lebih mahal dibanding cabai rawit, perawatannya juga lebih mudah.

Salah satunya di Tebat, Kecamatan Muko-muko Bathin VII memilih menanam cabai merah, varietas  Hibrida. Poktan Tanjung Sakti  menjelaskan rencana tanam cabe merah luas lahan 1 ha.

Dikatakan Surmila Dewi selaku penyuluh  kecamatan Muko-mujo Bathin VII, tanaman cabe merah yang dibudidaya petani ini cukup mudah dipraktikkan. Setelah pemilihan benih serta penanaman, tahap selanjutnya adalah tahap persemaian ujarnya.

Tahap persemaian ini juga proses paling penting. Dalam tahap ini media tanam ditambah menggunakan campuran tanah, sekam dan pupuk kompos.

Pada tempat persemaian lebih baik diberi naungan dengan menggunakan jaring. Ini digunakan untuk menghindari terkena sinar matahari langsung, terhindar dari air hujan, menjaga kestabilan suhu, dari terpaan angin dan menjaga kelembaban.

"Kelembaban dan kestabilan suhu sangat penting dalam proses persemaian benih cabe merah besar. Dan jangan lupa penyiraman teratur," imbuhnya.

Di setiap kesempatan Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan masyarakat untuk tidak perlu khawatir soal pangan, sejumlah 11 komoditas bahan pokok akan terus kami kawal secara instens.Sinergi antara petani dan pihak-pihak terkait untuk menjamin mata rantai bisnis di sektor pertanian salah satunya komoditas hortikultura terus dijalin oleh Kementan. 

Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi menegaskan”Masalah Pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ ujar Dedi.

Untuk mengantisipasi itu, beberapa petani di tanah air tidak mau tinggal diam terutama dalam sektor penanaman agar ketika kemarau tiba, ada yang tersedia untuk menunjang kebutuhan pangan. 

Ketua Kelompok Tani Tanjung Sakti Siti Khadijah, mengungkapkan rasa terima kasihnya  pada Dinas Pertanian setempat dan Para penyuluh yang telah memberikan pedampingan dilapangan. Ungkapnya.
“Disinilah Peran Penyuluh di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi Covid-19. Para penyuluh tetap menjadi ujung tombak pemerintah dalam pendampingan petani melalui penyuluhan.

Surmila selaku penyuluh menjelaskan Petani disini mau berinovasi sehingga hasilnya maksimal serta tak lelah untuk mencoba," ungkapnya. SY/PJI/BPPJ