Bawang Merah Biji Alternatif Tingginya Harga Bibit Umbi Bawang Merah di Probolinggo

udin abay | Jum'at, 07 Agustus 2020 , 09:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Bawang merah merupakan salah satu dari 11 komoditas strategis Kementerian Pertanian. Tanaman hortikultura ini memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Jawa Timur. Berdasarkan data statistik menunjukkan pada tahun 2018 tercatat produksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo mencapai 50.632 ton dengan luas lahan pertanaman sebesar 7.416 ha, sementara tahun 2019 tercatat produksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo mencapai 56.060 ton dengan luas lahan pertanaman sebesar 7.234 ha. Dari data tersebut diketahui bahwa produktivitas tanaman bawang merah di Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan yang signifikan dari 6,8 ton/ha pada tahun 2018 meningkat menjadi 7,75 ton/ha pada tahun 2019. 

Amar Ma’ruf, salah satu ketua kelompok tani yang membudidayakan bawang merah di Desa Mentor Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Ia memulai budidaya bawang merah sejak tahun 2010. Tahun 2018 Amar Ma’ruf ingin mencoba mengembangkan bawang merah dari benih true shallot seed (TSS) tetapi terkendala tingginya harga benih tersebut. Pada tahun 2019 sejalan dengan program peningkatan produksi padi jagung kedelai cabe dan bawang merah (Pajalebabe), Poktan Sedap Malam 3 yang diketuai oleh Amar Ma’ruf mendapatkan bantuan benih bawang merah dengan jenis TSS  dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo untuk dikembangkan di wilayahnya.

Dari bantuan tersebut, Amar mencoba mengembangkan bawang merah TSS yang diawali dengan pembuatan rumah bibit untuk kegiatan pembibitan. Selama kegiatan pembibitan ini, Poktan Sedap Malam 3 didampingi oleh Andriani Ari Susanti, penyuluh pertanian BPP Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Sempat gagal diawal pembibitan, tidak menyurutkan semangat Amar Ma’ruf untuk terus membudidayakan bawang merah TSS tersebut. Hal ini disebabkan  karena kurang kokohnya bangunan rumah bibit dimana sewaktu terjadi hujan cukup lebat rumah bibit tersebut roboh. Setelah berhasil pembibitan dilanjutkan dengan penanaman dilahan. 

Menurut Amar, kelebihan yang terdapat di bawang merah jenis TSS  yang pertama terbebas dari penyakit yang berasal dari seed born deaseas, kedua tidak adanya masa dormansi bibit yang biasanya di umbi terjadi di awal pertanaman, pada TSS tersebut setelah mencapai umur fisiologis di pembibitan langsung dilakukan kegiatan pindah tanam hal ini mengurangi resiko stres pada bibit bawang merah. Ketiga perawatan setelah pindah tanam lebih mudah, keempat jika dibandingkan dengan bawang merah umbi lebih ekonomis. Tetapi berdasarkan uji coba yang dilaksanakan benih TSS ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu lebih lama dari pada budidaya menggunakan bibit dari umbi bawang merah. Rata rata waktu yang dibutuhkan mulai pembibitan sampai panen mencapai 115 HSS. Dengan rincian kegiatan 35-40 hari pembibitan dan 75 hari penanaman hingga panen. “Jika dilihat dari sisi produksi bawang merah jenis TSS lebih unggul baik produktivitas maupun fisiologis umbi lebih besar, dengan warna merah mengkilat dan aroma yang tajam sesuai dengan diskripsi varietas bawang merah TSS,” ujar Amar Ma’ruf

Dari hasil uji coba yang dilakukan oleh Amar Ma’ruf, petani bawang merah sekitar mencoba mengikuti jejaknya untuk membudidayakan bawang merah TSS tersebut, salah satu pertimbangan lain untuk menanam bawang merah TSS adalah harga bibit bawang merah umbi lebih mahal dari pada bibit hasil pembibitan bawang merah TSS. Hal inilah yang menjadi dasar petani untuk lebih memilih membudidayakan bawang merah TSS. 

Semakin banyaknya pesanan bibit bawang merah TSS dari petani bawang merah diluar kecamatan kepada Amar Ma’ruf, maka ia menambah luasan rumah bibit, yang awalnya hanya membuat rumah bibit untuk pembibitan bawang merah TSS di lahan seluas 100m2 (untuk pembibitan ½ kg benih) maka ia menambah luas rumah bibit bawang merah TSS menjadi 400 m2 ( untuk 2 kg benih ).  

Amar berharap agar petani bawang merah khususnya di Kabupaten Probolinggo terus mengembangkan budidaya bawang merah, bagaimanapun caranya dengan biaya produksi minimal, akan tetapi produktivitas bawang merah meningkat dan fisiologis umbi besar sehingga harga bawang merah tetap tinggi.

“Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan barang pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya. Penyuluh wajib mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tegas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. 

Selaras dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedy Nursyamsi mengatakan, pentingnya mengoptimalkan fungsi dan  peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui Kostratani. “BPP berfungsi pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Dan tentunya menjadi center of excelent semua aktivitas pertanian,”pungkas Dedi. SY/ARI/YNI