Kostratani Ngaringan Dampingi Petani Genjot Produktivitas Kedelai di Grobogan

udin abay | Senin, 10 Agustus 2020 , 20:58:00 WIB

Swadayaonline.com - Sebagai komoditas strategis selain padi dan jagung, kedelai merupakan sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Petani di Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan menanam kedelai dengan menerapkan sistem Tanam Olah Tanam (TOT).

Setelah panen padi, para petani terus melakukan sebar benih. Hal ini dikarenakan, menghemat biaya tenaga kerja tanam apabila taju dan lebih efisien. Dan untuk menjaga ketersediaan kedelai hal itu dibuktikan para petani di Kecamatan Ngaringan yang bersemangat menanam kedelai dalam rangka menyukseskan program ketahanan pangan pada awal Agustus lalu.

Hal itu sebagai langkah atas arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo atau yang kerap disapa SYL dalam dibeberapa kesempatan. “Saya mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk untuk tetap sehat di situasi pandemi covid-19. Dengan sehat kita bia menjalankan tugas sebaik-baiknya. Bisa mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tutur SYL

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Ngaringan gencar mengawal dan mendampingi proses tanam dari awal hingga panen kedelai sehingga stok kedelai aman. Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Ngaringan, Moh Matamari mengatakan hingga akhir bulan Juni musim tanam (MT) III ini terdapat tanaman kedelai seluas 535 hektar (ha) di Kecamatan Ngaringan. Terdiri dari Desa Belor 196 ha, Desa Ngarap-arap 209 ha, dan Desa Tanjungharjo 130 ha. Varietas yang ditanam Varietas Gepak Ijo, Anjasmoro dan Grobogan. 

“Alhamdulillah tahun ini, petani bersemangat tanam kedelai walau kondisi masih pandemic Covid-19. Cuaca juga mendukung, ketersediaan air cukup karena pada awal tanam masih ada hujan kiriman,” ujar Matamari saat di temui di hamparan sawah Desa Belor. 

Ia juga menambahkan, kendala yang dihadapi saat ini adalah perpipaan belum optimal (kurang lancar) karena adanya pembangunan jaringan,  serangan OPT seperti ulat penggulung daun, penggerek polong dan lainnya, serta ketersediaan benih varietas Gepak Ijo yang bersertifikat sulit didapat. “Jaringan pipa masih diperbaiki, untuk pengendalian OPT, kami sudah koordinasi dengan POPT untuk dilakukan pengendalian OPT secara bijak dan menggunakan agensia hayati. Karena ketersediaan benih bersertifikat terbatas, petani umumnya masih mengandalkan sistem jaringan antar lapangan (jabal).

Petani juga berharap varietas Gepak Ijo dirilis untuk perbanyakan, karena menjadi primadona petani di Kecamatan Ngaringan selain lebih adaptif dan harga jualnya lebih kompetif serta menguntungkan petani,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Djono mengatakan luas tanam kedelai se-kabupaten Grobogan bulan Januari – Agustus 2020 ini 1.239 ha. Saat ini memang banyak petani yang beralih ke komoditas lain seperti jagung, kacang hijau, semangka, timun dan lain-lain yang dianggap petani lebih menguntungkan. Sehingga dengan semangat petani kedelai di Kecamatan Ngaringan ini, dirinya patut bangga dan terus akan mengawal agar produksi kedelai tercukupi melalui program-program pemerintah baik dari Pusat maupun daerah.

“Tahun ini ada program pengembangan kedelai dari anggaran APBD 1 dan APBN. Termasuk pengembangan display tumpang sari kedelai dan hortikultura dari APBD II, agar keuntungan yang diraih petani berlipat. Dengan program-program tersebut diharapkan meningkatkan minat tanam kedelai dalam rangka pemenuhan pangan nasional,” ujarnya.

Djono menambahkan, upaya mengatasi permasalah tersebut di atas dengan menggalakan program korporasi petani yang bertujuan untuk membangun kemitraan antara petani produsen benih dan off-taker (pembeli calon benih) sehingga saling mendukung satu sama lain. 

“Petani menghasilkan benih berkualitas dan off-taker memberikan jaminan harga sesuai kesepakatan. Kami berharap melalui korporasi ini, petani dapat mengelola usaha budidaya kedelai secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir sehingga meningkatkan kesejahteraanya. Dan tugas penyuluh untuk mengawal petani dengan sebaik-baiknya sebagai dukungan program Kostratani yang wajib dijalankan,” pungkas Djono. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.

“Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tegas Dedi. SY/HRMK/YNI