Lakukan Gertam di Kabupaten Serang, BPPSDMP Kementan Ajak Generasi Muda Jadi Petani Milenial

udin abay | Kamis, 13 Agustus 2020 , 12:55:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian terus mengupayakan terjadinya regenerasi petani. Para generasi muda diajak untuk menekuni sektor pertanian. Hal ini juga yang dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, melalui Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) BPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, saat Gerakan Tanam di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Rabu (12/08).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada berbagai kesempatan menyatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan. 

"Bahkan negara besar seperti Amerika, Jepang dan Jerman pun pada akhirnya kembali mengurusi pertaniannya. Karena mereka tau bahwa pertanian tidak akan mengalami krisis dan tidak ada orang didunia yang tak butuh makan," tegas Mentan SYL.

Tidak hanya itu, Menteri Syahrul pun mengingatkan bahwa pertanian saat ini tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. 

"Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Disitulah peran serta generasi milenial sangat dibutuhkan. Untuk itu kita harus mampu mencetak generasi muda dibidang pertanian yang maju, mandiri dan modern," paparnya.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa dengan memadukan kemampuan memanfaatkan teknologi 4.0, memanfaatkan inovasi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dapat menjadi modal utama petani milenial untuk membangun pertanian di Indonesia. 

“Beberapa kegiatan atau program Kementerian Pertanian dilakukan untuk mempercepat regenerasi petani dan membangun petani milenial di seluruh pelosok tanah air. Diantaranya program Kostratani, PWMP dan program YESS. Hal tersebut diarahkan untuk menghasilkan petani milenial yang mempunyai jiwa entrepreneurship yang tinggi," jelas Dedi.

Sedangkan Kapusdiktan BPPSDMP Kementan Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa produktivitas tenaga kerja secara umum masih rendah. Dan rata-rata petani Indonesia berusia tua, didominasi oleh para petani yang usianya di atas 50 tahun.

Untuk itu, perlu ada keseriusan dan kerjasama berbagai pihak untuk menarik minat generasi milenial agar tertarik dan mau menekuni sektor pertanian. Dihadapan Kepala Dinas Pertanian, perwakilan aparatur Pemerintah Daerah,  penyuluh dan petani di Kabupaten Serang, Kapusdiktan mengajak semua pihak untuk mengubah image pertanian. 

"Kita harus membuktikan bahwa pertanian tidak melulu kotor, tidak menjanjikan secara ekonomi sehingga generasi milenial enggan memilih menjadi petani.  Banyak program yang diselenggarakan oleh Kementan untuk memajukan sektor pertanian sekaligus mengubah wajah buram pertanian,” tuturnya. 

Menurut Idha, mekanisasi dan pemanfaatan teknologi pun dapat mempermudah petani dalam menjalani aktifitasnya. Tak hanya itu disisi permodalan pun pertanian mencoba memberikan solusi. Pendidikan dan pelatihan dari hilir hingga hulu pun dilakukan bagi generasi milenial. 

“Kami memiliki Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) yang akan memberi kesempatan untuk generasi milienial menimba ilmu dan pengetahuan tentang pertanian dan mekanisasi pertanian tak terkecuali putra putri petani," jelas Kapusdik.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang Zaldi Dhuhana mengaku akan berupaya untuk meningkatkan jumlah regenerasi petani khususnya di Kabupaten Serang. 

"Situasi ditengah pandemi ini menjadi momen yang tepat. Dimana banyak generasi milenial yang memilih untuk bekerja di pabrik terkena imbas pandemi dan mereka kehilangan penghasilan. Dan sektor pertanian lah yang tidak ada matinya. Selama manusia hidup pasti membutuhkan makan dan itu berarti sektor pertanian menjadi sektor yang sangat menjanjikan,” katanya. 

Hanya saja, Zaldi mengingatkan perlu ada penanganan lebih baik mulai dari hilir hingga hulu, pemanfaatan teknologi pun jangan dijadikan tabu. Jadikan kemajuan teknologi sahabat petani yang akan membantu petani dalam meningkatkan produksinya. 

“Untuk pemasaran kita sudah harus menjalin jejaring kemitraan. Bahkan kini pemasaran pun banyak dilakukan melalui online, dan ini banyak dilakukan oleh generasi milenial. Maka tak ada lagi alasan untuk generasi milenial untuk enggan memilih pertanian menjadi profesi," jelas Zaldi. ​SY/NL