Giatkan Tanam Jagung, BPP Panti Lakukan Pembinaan di Nagari Panti Timur

udin abay | Selasa, 25 Agustus 2020 , 09:19:00 WIB

Swadayaonline.com - Jagung Merupakan bahan pangan kedua setelah padi yang banyak ditanam petani di Kecamatan Panti termasuk di Nagari Panti Timur. Walaupun pandemic covid-19 masih mewabah di Indonesia, BPP.  Panti Timur tetap turun ke lahan pertanian membina petani. Pada saat ini, nagari Panti Timur telah melaksanakan penanaman jagung seluas 224 Ha. 

Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo, bahwa di tengah pandemi covid 19, ketahanan pangan menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. “Kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan meningkatkan gotong royong agar pangan untuk rakyat bisa terjamin. Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita hadapi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah,” kata Mentan.

Secara langsung Mentan SYL mengatakan: “Saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan tersebut dengan dua langkah konkrit, yaitu dengan melaksanakan penanaman lebih cepat dan penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Diharapkan kerja sama dengan berbagai pihak lebih intens agar semua dapat berjalan dengan baik,” tegasnya. 

Sejalan dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Prof. Dedi Nursyamsi, mengimbau agar pertanian tidak berhenti. “Semua penyuluh dan petani Indonesia agar mengoptimalkan lahan dengan sebaik-baiknya termasuk lahan pekarangan untuk menghasilkan pangan demi membantu penguatan pangan nasional,” ucap Prof. Dedi.

Ade Chandra, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Panti menyampaikan bahwa harga jagung saat ini relative stabil, pada kisaran Rp.3.500 sampai Rp.4.500/Kg. Bertanaman jagung telah membantu petani dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena jagung dapat memberikan keuntungan lebih pada petani. Rata-rata diperoleh keuntungan sebesar Rp.  12.398. 000/Ha (laporan hasil kaji terap BPP. Panti Timur, bulan Maret 2020).

Faktor lain yang mendorong petani banyak menanam komoditas ini, karena pasar jagung masih terbuka lebar, serta banyak menyerap tenaga kerja, sehingga mengurangi penggangguran. Pada saat panen terpaksa melibatkan  kaum perempuan, karena kekurangan tenaga kerja. Upah panen Rp.8.000/karung, (dalam bentuk tongkol), dan upah angkut kerumah  sebesar Rp.6.000/karung.

Produksi jagung di Nagari Panti Timur cukup tinggi, pada kwartal pertama tahun 2020  produksi jagung mencapai 60 ton /bulan dengan produktivitas sebesar  5,9 ton/Ha.  Produksi ini masih berpotensi terus ditingkatkan  untuk masa masa yang akan datang karena adanya peran dari beberapa pihak, seperti Trader, yang berperan menjalin kemitraan dengan petani. Trader menyediakan bibit, pupuk, pestisida sementara petani pemilik lahan melakukan pengolahan lahan, bercocok tanam melakukan perawatan tanaman hingga panen, setelah panen hasilnya dibeli oleh trader sesuai dengan harga pasar. Saat ini ada 3 Trader jagung yang bekerja sama dengan petani. Perusahaan swasta, Perusahaan pembibitan jagung dan pestisida berperan memasok Saprotan jagung ke trader, memberikan bimbingan  teknis tentang budidaya jagung dan melakukan promosi produk pestisida serta menyelenggarakan demplot. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Panti, yang bertugas memberikan penyuluhan tentang budidaya tanaman jagung, melaksanakan  pertemuan kelompok tani, tatap muka ke petani, dan penyuluhan massal 

Ditambahkan Ade Chandra, tugas penyuluh pertanian di BPP. Panti Timur antara lain menyalurkan bantuan bibit jagung kepada kelompok – kelompok tani yang ada di kawasan jagung Panti Timur baik yang pendanaannya bersumber dari APBD dan APBN, memfasilitasi pembangunan jalan usaha tani sehingga memudahkan petani  mengangkut hasil panen dan aksesbilitas lainnya, memfasilitasi petani untuk mendapatkan akses alsintan (alat tanam Jagung, Power Thresser, mesin pemipil jagung, dll.), melaksanakan demplot-demplot di kawasan jagung;, penyebaran materi penyuluhan tentang budidaya tanaman jagung, baik melaui leaflet, brosur, selebaran dan lain-lain.

Tanpa disadari dikawasan jagung Panti Timur telah terbentuk sinergitas antara penyuluh pertanian pemerintah (dalam hal ini BPP) dan penyuluh swasta dari (perusahaan pestisida) yang memasarkan produknya di Kecamatan Panti termasuk juga penyuluh swadaya.

Bentuk kerjasama antara penyuluh pemerintah, penyuluh sawasta dan penyuluh swadaya  seperti kegiatan :  Temu lapang, Temu usaha dan Pameran mini. Ketiga kegiatan ini sangat membantu petani dan kelompok tani dalam kawasan jagung  dalam mengembangkan usaha tanaman jagungnya.

Patut menjadi perhatian kita bersama karena di Nagari Panti Timur masih ada petani yang berhutang ke tengkulak untuk mencukupi permodalan.  Oleh karena itu sudah seharusnya para petani diarahkan untuk menggunakan KUR dengan Bunga rendah  untuk modal usaha, dan membentuk  Koorporasi dikawasan jagung Panti timur ini sebagai solusinya, pungkas Ade Chandra. SY/ADE/EDZL