Upaya Petani Mauk Amankan Stok Pangan Melalui Gerdal Hama Tikus

udin abay | Rabu, 30 September 2020 , 21:34:00 WIB

Swadayaonline.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo seringkali menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh harus tetap bersinergi menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

Memasuki musim tanam baru di awal  September lalu, petani di Kelompok Tani (Poktan) Melati, Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten selalu khawatir mendapat serangan hama tikus. Hal ini disebabkan, musim panen lalu berkurang dan beberapa hektar mengalami kegagalan akibat serangan hama tikus.

“Beberapa upaya telah dilakukan oleh Poktan Melai, tetapi tikus terus menyerang tanaman dan berkembang biak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan ditemukannya ratusan lubang produktif disepanjang saluran irigasi,”kata A.Yani Ketua Poktan Melati. 

Menurutnya hama tikus selalu ada disepanjang tahun, disebabkan hamparan seluas 37 hektar tersambung dengan beberapa lahan milik kelompok tani lain di desa Marga Mulya yang mencapai ratusan hektar yang selalu ditanami padi, sehingga hama tikus selalu ada dan populasinya sulit untuk ditekan. 

Kusnadi, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tegal Kunir, mengatakan bahwa Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, segera melakukan Tindakan untuk mengendalikan serangan hama tikus pada tanaman milik petani. Kegiatan gerakan pengendalian (Gerdal) tikus berupa gropyokan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian, Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) dan seluruh anggota Poktan Melati. 

“Kegiatan seperti ini wajib dilakukan segera untuk menekan populasi tikus, sehingga bisa mengamankan pertanaman dan produktivitas. Karena dalam semalam saja tikus bisa merusak puluhan hektar sawah. Dan yang terpenting diupayakan bisa tanam serempak dalam satu hamparan untuk mencegah merajalelanya tikus,” ujar Kusnadi. 

Sementara itu PPL pendamping  di Desa Marga Mulya, Melani, mengatakan kegiatan gropyokan tikus harus dilakukan sebelum musim tanam baru, karena tikus perkembangbiakannya sangat produktif, dalam setahun betina biasanya beranak beberapa kali, masa kebuntingan tikus betina 21 hari dan mampu kawin kembali 24-48 jam setelah melahirkan (post partum oestrus), didaerah hangat perkawinannya mungkin sepanjang tahun. Di Poktan Melati, tikus tidak hanya menyerang di masa vegetatif, di masa generatif pun tikus terus menyerang, yang membuat petani selalu waswas khawatir tidak bisa memetik hasil. 

Pada minggu terakhir bulan September lalu, puluhan petani, PPL dan Petugas POPT bersinergi melakukan kegiatan gropyokan tikus dengan 2 metode, yaitu memberikan umpan/klerat dan menggunakan tiran atau racun tikus. Hasil gerdal dengan gropyokan membuat ratusan tikus berhasil dimusnahkan dan ratusan lubang produktif dapat ditutup tiran. 

“Langkah awal yang harus dilakukan adalah mencari lubang produktif tempat tikus berkembang biak, kemudian lubang tersebut diempos dengan tiran yang mengeluarkan asap sehingga tikusnya terjebak dan akhirnya mati,”ungkap Toyib, Petugas POPT Kecamatan Mauk. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.

“Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tegas Dedi.

“Di tengah kondisi pandemi covid 19, petani di Desa Marga Mulya, tetap melakukan budidaya tanaman semaksimal mungkin dan terus melakukan pengendalian hama dan penyakit. Hal ini dilakukan untuk memastikan petani sukses meraup hasil panen yang tinggi dan mendukung  program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) serta program strategis lainnya untuk menciptakan kedaulatan pangan melalui pengoptimalan pemanfaatan BPP bagi petani,” pungka Melani. SY/MLN/YNI