BPP Kabuh Dukung Poktan Gondang Kembangkan Tumpangsari Tembakau dan Waluh

udin abay | Rabu, 28 Oktober 2020 , 22:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Kelompok tani (Poktan) Gondang berada di Dusun Gondang, Desa Sumbergondang, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Sistem pengairan pada pola tanam Poktan Gondang, sebagian besar mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Adapun komoditi yang biasanya dibudidayakan yaitu padi pada musim penghujan. Sedangkan pada musim kemarau petani menanam  tembakau dan jagung.

Namun fenomena unik di temui di lahan persawahan Poktan Gondang pada musim tanam MK I. Yaitu adanya budidaya tumpangsari antara tanaman tembakau dan labu kuning atau yang biasa disebut waluh (Bahasa Jawa) oleh petani sekitar. Jika biasanya pada MK I komoditas yang dibudidayakan tunggal tembakau saja, tetapi pada saat ini, beberapa petani mulai mencoba sistem tumpangsari antara tembakau dan waluh. Sistem tumpangsari yang saling menguntungkan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah petani di Poktan Gondang. 

Labu kuning yang juga biasa disebut waluh ini termasuk komoditas pangan yang sudah banyak dikenal masyarakat. Tanaman ini termasuk dalam famili cucurbitaceae yang tumbuhnya menjalar/ merambat serta memiliki daun yang berukuran besar dan berbulu. Batangnya berbentuk segi lima yang kuat dan berbulu agak tajam, bunganya berwarna kuning dan  berbentuk seperti corong/ lonceng. Sedangkan bentuk  buahnya bermacam-macam, ada yang bulat pipih, lonjong atau memanjang dengan alur yang berjumlah sekitar 15-30 alur. Buah muda berwarna hijau sedangkan bila sudah tua buahnya berwarna kuning jingga / orange, rasanya manis dan lembut / lunak. 

Budidaya waluh ini sesuai dengan program dari Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Diversifikasi Pangan. Program diversifikasi ini bertujuan untuk mengubah pola konsumsi masyarakat agar tidak tergantung dengan nasi. Dengan begitu masyarakat memahami potensi sumber karbohidrat non beras. Selain itu waluh kaya akan kandungan gizi antara lain mengandung vitamin A dan C, serat, kalori, karbohidrat, lemak dan mineral. 
Sedangkan tanaman utama sesuai pola tanam pada MK I adalah tembakau. Tembakau adalah salah satu jenis produk pertanian yang termasuk dalam kategori komoditas perkebunan. Terdapat beberapa spesies yang ada diantaranya adalah Nicotiana tabacum. Ada beberapa varietas tembakau yang ditanam oleh petani Poktan Gondang yaitu mayoritas Rejeb dan ada sebagian kecil menanam jinten.
Menurut Jayadi Ketua Poktan Gondang, cara budidaya yang dilakukan adalah dengan menanam tanaman tembakau terlebih dahulu. Kemudian waluh di tanam dengan jarak 20-30 hari setelah tembakau ditanam. Tembakau ditanam diatas bedengan/ guludan. Begitupun juga tanaman waluh ditanam di atas guludan namun agak ke tepi/pinggir. Biji waluh ditugal di antara 2 tanaman tembakau dengan jarak sekitar 120 cm dalam setiap barisnya. Namun tidak semua gulud ditanami waluh. 
“Peran penyuluh dalam pendampingan dan pengawalan program kegiatan pertanian tentu sangat dibutuhkan oleh petani. Giat sistem tanam tumpangsari seperti ini jika memang memberikan nilai yang lebih bagi petani maka selanjutnya bisa disebarluaskan kepada petani lain di Desa Sumbergondang. Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan Penyuluh di BPP Kabuh dalam mendukung program Kostratani adalah kunjungan/ anjangsana ke wilayah binaan masing-masing, “ kata Deny Murtanti, PPL BPP Kabuh. 

Jayadi juga menambahkan bahwa, “Tumpangsari antara tembakau dan waluh ini sebetulnya sudah beberapa kali dilakukan. Awalnya hanya ada beberapa petani saja yang melakukan. Namun sekarang sudah mulai agak banyak petani yang turut mengikuti. Dan pada kondisi seperti ini ketika harga tembakau kurang bagus, disisi lain masih bisa ditutupi dengan panen waluh dengan harga yang masih bagus”. 

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa sektor pertanian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara yang biasa. Namun harus dikerjakan dengan cara yang serba maju, serba baru dan lebih modern.

"Minimal dengan terjadinya Covid-19 ini kita semakin menyadari bahwa pertanian tidak boleh lagi diolah dengan cara yang biasa. Harus ada inovasi dan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian," terang SYL.

Kedepan Dinas Pertanian atau BPP dalam mendukung Kostratani, hendaknya bisa turut ambil bagian dalam kegiatan  budidaya tumpangsari tembakau dan waluh ini. Pertama perlu dilakukan kajian budidaya tumpangsasi tembakau waluh terhadap dampak produksinya. Kedua kajian terhadap dampak hama dan penyakitnya. Ketiga karena minat petani terhadap tumpang sari tembakau waluh semakin meningkat perlu juga dipikirkan tentang hilirisasi komoditi waluh.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Kostratani menjadi pusat pembelajaran, konsultasi agribisnis, termasuk juga pusat pengembangan jejaring kemitraan. 
“BPP Kostratani mendukung gerakan pembangunan pertanian yang dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pendampingan dan pengawalan gerakan pembangunan pertanian,” ujar Dedi. SY/DNYM/YNI