Dukung Kostratani, Petani Sidoarjo Siap Bantu Ketersediaan Benih

udin abay | Jum'at, 04 Desember 2020 , 18:41:00 WIB

Swadayaonline.com - Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Kabupaten Sidoarjo menyiapkan petani sebagai penangkar benih sebagai upaya untuk membantu ketersediaan benih dan peningkatan produksi padi di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.

Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo selalu mengingatkan penyuluh pertanian dan petani di seluruh Indonesia, “Walaupun di masa sulit, namun pertanian tidak boleh berhenti. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian harus siap membantu petani untuk menjaga produksi pertanian agar dapat mencukupi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia”.

Pertanian akan terus berjalan jika didukung dengan ketersediaan input yang memadai. Salah satu input produksi yang mutlak diperlukan guna mendukung peningkatan produktivitas dan produksi padi adalah ketersediaan benih di lapangan. Benih yang berkualitas diperlukan petani agar dapat melaksanakan usahatani dan memperoleh hasil secara optimal.

Penyuluh Pertanian di BPP Jabon, Kabupaten Sidoarjo yang telah bertransformasi menjadi kostratani turut berperan aktif dalam membina dan mencetak petani menjadi penangkar benih yang siap mensuplai kebutuhan petani untuk meningkatkan produksi padi. Salah satu petani yang telah berhasil dibina oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo adalah Nuril Iswanto.

Pria berusia 52 tahun itu telah menekuni bidang penangkaran benih padi sejak Tahun 2009 di Desa Teromposari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Melalui usahanya, ia telah berkontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan benih padi di Kabupaten Sidoarjo. Ia bahkan mampu menghasilkan hampir 160 ton/tahun benih yang terdiri dari berbagai varietas yang sesuai dengan spesifik lokasi di Kabupaten Sidoarjo.

“Saat musim kemarau petani di Kabupaten Sidoarjo banyak menggunakan Varietas Inpari 32 karena tahan kekeringan. Sedangkan pada saat musim hujan, petani banyak menggunakan Inpari 42 yang tahan rebah dan hasilnya tinggi,” ujar Nuril.

Terdapat varietas lain yaitu Ciherang, Situ Bagendit dan IR 64 yang banyak disukai petani wilayah Kabupaten Sidoarjo saat musim kemarau. Pada kondisi normal, produksi padi yang ia hasilkan dapat mencapai 10 ton/ha, namun bila dalam kondisi kekeringan, banyak hama penyakit dan bahkan dilanda banjir saat musim hujan, produksi padi bisa turun menjadi 7 ton/ha.

“Walaupun di tengah kesulitan saat ini, saya tetap bersemangat untuk berusahatani untuk menghasilkan benih yang berkualitas untuk petani. Selain itu saya juga senang dapat memotivasi petani lain agar mau meningkatkan nilai tambah pertanian dari sektor perbenihan. Bahkan sudah ada penangkar-penangkar benih lain di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang sudah mengikuti jejak saya”, imbuhnya.

Peran aktif petani dalam bidang perbenihan ini sangat berarti bagi pembangunan pertanian, oleh karena itu peran pemerintah tetap diperlukan untuk terus membina dan menggandeng petani agar dapat berkontribusi untuk membantu dalam mempersiapkan kebutuhan benih. Apalagi untuk menghadapi kebutuhan luas tanam wilayah Kabupaten Sidoarjo di bulan Desember yang ditargetkan sebesar 1.108 ha.

Hal tersebut sesuai dengan target Kementerian Pertanian yang tertuang dalam Surat Mentan Nomor: 152/TP.110/M/10/2020 tanggal 16 Oktober 2020 tentang Target Luas Tambah Tanam Padi dan Jagung Periode Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021. Harapannya petani dapat terus berusahatani, meningkatkan produksi dan berdampak pada kesejahteraan dan pemeuhan kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa untuk mempercepat pembangunan pertanian hingga ditingkat kecamatan dan desa, Kementerian Pertanian melakukan gebrakan pembangunan pertanian melalui disebut Kostratani.

“Optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian ditingkat kecamatan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional merupakan tujuan jangka panjang dari Kostratani, sedangkan tujuan jangka pendek Kostratani sebagai pusat informasi data, kelembagaan petani, meningkatkan kapasitas SDM petani dan diseminasi inovasi teknologi,” ujar Dedi Nursyamsi. SY/NING/YNI