Kelompok Tani di Klaten Kendalikan Hama WBC Dengan Drone

udin abay | Selasa, 23 Februari 2021 , 17:34:00 WIB

Swadayaonline.com - Kehadiran teknologi drone di sektor pertanian memberikan harapan yang besar bagi petani dalam pengelolaan lahan secara lebih efektif, akurat dan ramah lingkungan, terlebih lagi dengan adanya program komando strategis pembangunan pertanian (Kostratani) yang terdiri dari 400 Kostratani, 100 Kostrada, dan 34 Kostrawil akan mampu menunjang pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern. 
 
Salah satu manfaat dari drone di sektor pertanian bisa digunakan untuk mengganti tenaga penyemprotan secara manual. Dengan drone penyemprotan bisa lebih cepat, hemat air dan merata di waktu yang sama juga berguna untuk mengurangi biaya untuk ongkos penyemprotan  mencapai 85 persen. 

Petani di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, selama ini melakukan proses pembasmian hama dengan cara manual, bergotong royong, dengan menggunakan pestisida yang merupakan zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia. Dengan areal pertanian yang relatif  luas, maka kegiatan pembasmian hama secara manual kurang efektif.  
 
Dalam beberapa kesempatan  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan semua jajaran Kementerian Pertanian untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti hama dan serangan penyakit. Hal ini dilakukan guna menjaga dan mengamankan produksi pangan nasional. Mentan meminta jajarannya bergerak cepat dalam merespon adanya laporan serangan hama. 

Mengantisipasi lonjakan serangan hama wereng batang coklat (WBC), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Cawas bersama seluruh kelompok tani telah menginisiasi gerakan pengendalian (gerdal) WBC di Kecamatan Cawas. Salah satu lokasi gerdal di lahan pertanian Kelompok Tani (Poktan) Moro Tani dan Mugi Subur  Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas.  Bahan pengendali yang dipilih dalam gerakan pengendalian tersebut adalah pestisida dari  PT. Saprotan Utama. Formulasi siap aplikasi dan teknologi atau metode yang digunakan yaitu penyemprotan dengan menggunakan drone.
 
Camat Cawas, Moh. Prihadi secara khusus datang untuk memimpin penyemprotan massal WBC  pada lahan padi seluas 105 hektar di Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas.  Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan secara teknis maupun kebijakan terhadap pembangunan yang  kesemuanya bermuara untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan pertanian. 
 
Sementara itu Tut Wuri Handayani, Koordinator BPP Cawas mengatakan bahwa, “Pengendalian preventif yang memanfaatkan agens hayati sangat membantu upaya pengendalian agar populasi WBC terkendali lebih dini. Dengan pelaksanaan pengendalian yang tepat waktu akan mempermudah pengendalian WBC”.

Ia juga menambahkan bahwa petani membutuhkan solusi yang tepat untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman. Saat ini petani bisa menghabiskan jutaan rupiah setiap tahun untuk pengendalian OPT. "Setiap kegiatan yang dapat membantu mengurangi biaya atau volume penyemprotan dan juga dapat membantu petani melakukannya lebih aman adalah penting demi sektor pertanian yang efisien," imbuh Wuri, panggilan akrab Tut Wuri Handayani.

“Kegiatan pengendalian OPT menggunakan drone sangat efektif membantu petani kami, lebih hemat biaya, waktu dan tenaga. Dengan drone yang berkapasitas 12 liter penyemprotan bisa dilakukan selama kurang lebih 10-12  menit untuk luasan 1 ha,” ujar Suparno selaku pengurus  Poktan Moro Tani. 

“Efektifitas penyemprotan dengan drone pun akan terus dianalisa dan dievaluasi sehingga pemanfaatannya dapat terus dikembangkan oleh petani disini sebagai upaya mengamankan stok pangan. Semoga pertanian semakin  hari semakin maju dan petani semakin sejahtera,” lanjut Suparno 

Terkait pengendalian OPT Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan penting memfasilitasi BPP dengan sarana dan prasarana berbasis IT. Karena melalui IT penyuluh maupun Kementan bisa menyampaikan bagaimana caranya pengendalian OPT. SY/TWH/YNI