Di Sleman, Peternak Sapi Cukupi Kebutuhan Pakan Ternak Melalui Complete Feed

udin abay | Rabu, 03 Maret 2021 , 20:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Kebutuhan pakan ternak merupakan masalah utama dalam peternakan. Hampir 70% dari biaya usaha peternakan umumnya untuk kebutuhan pakan. Ruminansia terdiri dari hijauan dan pelengkap nutrisinya yaitu konsentrat. 

Tetapi ketersediaan hijauan pakan ternak tidak terus menerus tersedia terutama dimusim kemarau, dimana rumput sulit didapatkan. Padahal ketersediaan hijauan sangat menentukan produktivitas ternak, jika tidak tersedia bisa menimbulkan stres dan mengakibatkan ternak rentan terhadap berbagai penyakit. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai peternak belum sesuai dalam memberikan pakan ternak yang dibudidayakan sehingga hasilnya tidak optimal. Perlu terobosan baru untuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak yaitu dengan membuat pakan komplit (complete feed). 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya mengatakan agar memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan produksi daging sapi/kerbau, kebijakan perunggasan, dan penurunan impor susu.
"Saya kira perlu upaya-upaya perbaikan secara komprehensif, dari aspek hulu sampai hilir, sehingga ketahanan pangan yang bersumber dari protein hewani dapat tercapai,”tegas SYL.

Complete feed adalah teknologi formulasi pakan yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan dan atau ditambah limbah pertanian serta konsentrat yang dicampur menjadi satu. Dengan pemberian pakan komplit, selain praktis juga sangat menghemat tenaga kerja dan petani tidak perlu lagi setiap hari merumput.

Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman melalui UPTD BP4 Wilayah II Godean sebagai simpul kostratani di wilayah Kecamatan Gamping dan Godean memfasilitasi agar peternak bisa mengenal teknologi pembuatan pakan komplit. Kegiatan pembuatan complete feed dilaksanakan di Desa Trihanggo tepatnya kelompok ternak Ngudi Rejeki, Padukuhan Kronggahan, Kelurahan Trihanggo. Usaha ternak sapi potong mereka  di kandang kelompok ternak sekitar 40 ekor sapi.

Praktek pembuatan complete feed disampaikan oleh Khuril, seorang pengawas mutu pakan ternak di Kabupaten Sleman. Khuril mangatakan bahwa kebutuhan pakan khususnya untuk penggemukan dan juga pembibitan, perlu memperhatikan asupan pakan yang diberikan. 

“Kecukupan gizi dan nutrisi akan membuat ternak sehat. Komposisi pakan yang baik adalah serat kasar 60%, konsetrat 30%, dan pakan tambahan lain 10%. Manfaat pemberian pakan komplit ini antara lain untuk memenuhi gizi, hemat tenaga kerja, peternak tidak perlu setiap hari mencari rumput,”ujar Khuril. 

Praktek pembuatan complete feed didampingi dan dikawal langsung oleh penyuluh pertanian Desa Trihanggo.

Pembuatan Complete Feed

Bahan bahan : Hijauan pakan ternak 30 kg, ampas singkong 4 kg, kleci 4 kg, pollard 4 kg, bekatul 0 kg, mineral 0,5 kg, tetes tebu 0,4 liter, EM4 50 ml, dan garam krosok 0,5 kg. yaitu, hijauan dicacah (semakin kecil semakin baik) kemudian dihamparkan diatas terpal dan diatasnya ditabur dedak, ampas singkong, kleci, pollard, mineral. Kemudian, membuat larutan tetes tebu, probiotik, garam dengan air secukupnya. Selanjutnya, menyemprotkan/percikkan larutan nomor 2 keatas hamparan nomor 1, kemudian diaduk hingga merata dan bila perlu ditambahkan air hingga kadar air campuran mencapai 60%.

setelah itu, untuk mengukur kadar air, adonan dikepalkan ditangan bila tangan basah tapi air tidak menetes berarti takaran kadar air sudah cukup, lalu memasukkan campuran yang sudah jadi ke dalam drum plastik, dipadatkan dan ditutup rapat (tidak ada udara luar yang masuk), dan pakan komplit hasil fermentasi ini dapat digunakan setelah 3 hari proses fermentasi berlangsung.

Setelah 3 hari difermentasi pakan komplit siap diberikan kepada ternak, untuk takaran, pemberian pakan komplit adalah 5% dari bobor ternak dan diberikan 2-3 kali sehari. Setelah pemberian pakan drum plastik ditutup lagi rapat-rapat agar udara luar tidak masuk. Dengan perlakuan yang benar pakan komplit ini dapat bertahan selama 1,5 bulan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa, “Kostratani sebagai pusat data dan informasi, juga pusat gerakan pembangunan pertanian. Kostratani juga menjadi pusat pembelajaran, konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring kemitraan.” SY/MYTHA/YNI