Pelatihan Sosial Media dan Podcast, Ajak Penyuluh Melek Teknologi

udin abay | Jum'at, 09 April 2021 , 15:18:00 WIB

Swadayaonline.com - “Mindset kita harus diubah menjadi mindset production house,” ungkap Dani saat menyampaikan materi “Pemanfaataan Media Informasi dan Penyuluhan (Sosmed dan Platform Media Podcast)” pada Pelatihan Penyegaran Penyuluh Pertanian dan Staf Lapangan Program IPDMIP, Rabu (7/3), bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

R. Dani Medionovianto, yang merupakan seorang penyuluh pertanian spesialisasi teknologi informasi dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor, lebih lanjut menyampaikan, perkembangan era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tentu banyak berdampak dalam kehidupan. Namun perkembangan tersebut perlu diimbangi dengan kapasitas untuk mengikuti perkembangan zaman agar kecanggihan di era 4.0 dapat dimanfaatkan dengan maksimal dalam berbagai bidang. Tidak terkecuali sektor pertanian. 

Sebagai garda terdepan penghubung informasi pertanian kepada petani dan masyarakat, penyuluh dituntut untuk eksploratif dan kreatif. Oleh sebab itu, penyuluh memiliki peran strategis dalam pencapaian kesuksesan pembangunan pertanian. Memfasilitasi kebutuhan tersebut, materi disampaikan guna meningkatkan kapasitas penyuluh terutama dalam penguasaan teknologi informasi.

Pada penyampaiannya, Dani memperkenalkan beberapa aplikasi yang dibuat oleh Kementerian Pertanian dalam menyebarluaskan informasi pertanian bagi petani, penyuluh, dan masyarakat umum. Aplikasi tersebut antara lain Cyber extension yang dapat diisi oleh penyuluh sesuai bidang keahlian masing-masing, My Agri karya Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), dan Layanan Konsultasi Padi yang dapat dimanfaatkan agar penyuluh dan petani dapat berinteraksi langsung melalui live chat.  

Pemateri yang sekaligus founder podcast “Pertanian dan Teknologi” ini mengajak para penyuluh peserta pelatihan untuk mulai aktif menggunakan sosmed dalam menyebarkan informasi. “Sosmed bisa membuat orang besar jadi kecil dan sebaliknya,” ungkapnya. Melalui sosmed, ilmu yang dimiliki oleh penyuluh tidak hanya dapat sampai ke petani, namun juga semua kalangan yang membutuhkan seperti mahasiswa, pemilik usaha tani, hingga ibu rumah tangga. Namun Dani juga mengimbau untuk tetap bijak dalam menggunakan sosmed.

Melalui sosmed pesan yang disampaikan dapat lebih cepat menyebar dan diakses khalayak. Pembuat konten juga dapat menentukan kapan dan bagaimana pesan tersebut dapat dilihat oleh audiens. 

Sebagai salah satu alternatif platform media, Dani memperkenalkan podcast. “Podcast merupakan salah satu bentuk konten audio yang cukup praktis dari segi pembuat maupun penikmat. Saat ini podcast sedang viral. Sebagai penyuluh kita jangan mau kalah,” ungkapnya. “Tidak harus pakai kamera, tidak harus menghafal, Bapak dan Ibu bisa lebih pede,” jelas Dani menyampaikan keunggulan podcast. Sebagai seorang penyuluh, informasi yang disampaikan dalam podcast harus melekat dengan diri penyuluh agar penyampaian dan penguasaan materi dapat maksimal. “Mulai sekarang, changing mindset menjadi information mindset, harus tanggap dan maksimal dalam memberikan informasi, dan production house mindset, agar kita terus berpikir kreatif,” tutupnya. Materi dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan podcast oleh peserta.

Sejalan dengan hal tersebut, Dedi Nusyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Menusia Pertanian (BPPSDMP) juga menyatakan bahwa penyuluh pertanian harus mempunyai karakter di era milenial 4.0. Perkembangan TIK yang signifikan saat ini menuntut penyuluh untuk memiliki karakter yang inovatif, berinteraksi dengan media sosial, fleksibel, punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan peka terhadap perubahan.

“Penyuluh itu harus kreatif. IT sekarang sudah meningkat. Jadi harus bisa memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Apalagi saat ini sudah dibuat aplikasi-aplikasi untuk penyuluh dan penyuluhan. Itu artinya penyuluh yang memiliki handphone (HP) android setiap saat bisa mengakses informasi-informasi penting dari Kementerian Pertanian. Sedangkan bagi penyuluh yang belum memiliki handphone android, penyuluh bisa terjun langsung ke lapangan,” tegas Dedi.

Sebagai bentuk keseriusan dalam memanfaatkan sosial media, Kementerian Pertanian menyabet penghargaan Silver Winner pada ajang Public Relation Indonesia Award (PRIA) 2021 untuk Sub Kategori Media Sosial. Melalui penghargaan ini diharapkan dapat memacu pengelolaan sosmed di Kementan agar lebih optimal. Prestasi yang diraih Kementan itu merupakan hasil dari kerja keras, ketekunan, dan dukungan semua penggiat dan tim sosmed Kementan, di bawah arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. SY/DRY/YKO