Meski Sawah Tadah Hujan, Gapoktan Mojosarirejo Bisa Tanam Padi 3 Kali Setahun

udin abay | Jum'at, 09 April 2021 , 22:30:00 WIB

Swadayaonline.com - Gapoktan Mojosarirejo di Desa Mojosarirejo mempunyai keistimewaan tersendiri. Terletak di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik, gapoktan ini mempunyai lahan tadah hujan. Gapoktan Mojosarirejo terdiri dari gabungan Poktan Mojosarirejo, Poktan Ngembes dan Poktan Tambaksari. Hal ini sesuai dengan SK Bupati Gresik Nomor : 520/234/HK/437.12/2011 Tahun 2011, disamakan dengan nama desa dan nama dusun agar memudahkan dalam data, sehingga tidak terjadi banyak kesamaan nama poktan yang membingungkan.

Meski lahan tadah hujan yang biasanya hanya mengandalkan pengairan dari air hujan dan hanya sekali bertanam padi dalam setahun, tetapi di lahan Gapoktan Mojosarirejo bisa ditanam sampai 3 kali musim tanam padi. Mengapa bisa demikian?  Hal ini disebabkan adanya banyak dibangun perumahan-perumahan di sekitar desa Mojosarirejo. Kok bisa? Banyaknya bangunan perumahan-perumahan memang menyebabkan lahan untuk tanaman pangan di Mojosarirejo berkurang, namun ternyata ada keuntungan lain yang diperoleh petani sekitar. Saluran pembuangan air dari perumahan itu mengarah ke lahan-lahan petani yang arealnya lebih rendah, sehingga air selalu ada untuk mengairi tanaman pangan yang dibudidayakan petani. 

Salah seorang pengurus Gapoktan Mojosarirejo, adalah Suhari. Di lahannya seluas 1 Ha, pada Maret lalu telah dilakukan panen padi varietas Ciherang. Setelah dilakukan pengubinan oleh penyuluh pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan Driyorejo, dan diperoleh hasil panen 6,8 ton/ha. Hasil panen ini termasuk bagus lantaran di musim hujan dan dengan kondisi cuaca tidak menentu, menyebabkan padi rentan terserang hama/penyakit yang setiap saat bisa menggagalkan panen seperti di daerah lain. Tetapi hasil panen Suhari terbilang masih cukup bagus di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. 

Upaya BPP Driyorejo  untuk mendorong peningkatan produktivitas padi di sawah tadah hujan seperti di Mojosarirejo, dilakukan dengan pendampingan dan pengawalan yang ketat melalui kegiatan penyuluhan, seperti pertemuan kelompok yang terbatas maupun mendatangi petani langsung di lahan sawah dan memberikan arahan-arahan secara langsung baik mengenai komoditas tanaman maupun pengendalian hama dan penyakit tanaman. Langkah-langkah inovatif harus dilakukan agar petani mau  memanfaatkan lahan-lahan yang belum optimal dan menambah kapasitas produksinya.

Bambang Pujaratna, Koordinator BPP Driyorejo mengungkapkan, dengan kerjasama yang solid antara PPL, POPT dan Kelompok Tani beserta anggotanya, maka diharapkan akan diperoleh hasil panen padi yang optimal, sehingga tujuan negara agar mandiri pangan bisa tercapai. 

Hal ini selaras dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang seringkali mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencukupi pangan bagi seluruh rakyat indonesia.  “Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan barang pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya.”

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedy Nursyamsi mengatakan, “Pentingnya mengoptimalkan fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui Kostratani. BPP berfungsi sebagai pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Dan tentunya menjadi center of excelent semua aktivitas pertanian,“ pungkas Dedi. SY/BP/YNI