Libatkan Balai Penelitian Serealia, Kementan Tingkatkan CPCL Lewat YESS

udin abay | Minggu, 11 April 2021 , 20:19:00 WIB

Swadayaonline.com - Tantangan pembangunan pertanian menuntut seluruh komponen di lingkungan pertanian untuk berkontribusi. Khususnya dalam mewujudkan pencapaian strategis Kementerian Pertanian (Kementan).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meyakini bahwa generasi muda mampu mempercepat pencapaian tersebut. Mentan pun mengapresiasi kredibilitas generasi muda di bidang pertanian yang semakin berkembang.

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” ungkap Mentan Syahrul.

Untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas generasi muda, Kementan terus berupaya melalui berbagai program regenerasi petani. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan sangat konsen dalam melaksanakan regenerasi petani. Berbagai program dilakukan untuk membentuk generasi muda milenial sebagai pelaku pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

“Di sektor pendidikan, SDM pertanian unggul dapat tercetak dan link and match dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) apabila didukung oleh sarana dan prasarana dalam hal ini Teaching Factory (TEFA) yang memadai agar mahasiswa pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam melakukan praktik produksi pertanian," jelas Dedi.

Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, sebagai salah satu pelaksana pendidikan vokasi lingkup Kementan, membangun inkubator bisnis serta bersinergi dengan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitserelia) untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas peserta peserta didiknya.

"Kami berharap Mahasiswa Polbangtan Gowa dapat melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Penelitian Tanaman Serealia yang memiliki Taman Saint Pertanian yang tujuan utamanya agar para mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dan mengetahui cara berbudidaya khususnya dalam penangkaran benih agar bisa memproduksi berbagai macam varietas benih jagung yang berkualitas," ujar Kepala Pusat Pendidikan Perganian Idha Widi Arsanti saat berkunjung ke Balitserelia, Jumat (9/4/2021).

Menurutnya, Balitserelia merupakan salah satu Business Development Service Providers (BDSP) program YESS di Sulawesi Selatan. "Selain mempunyai banyak lisensor, Balitserelia juga merupakan UPBS (unit pengelolaan benih sumber) yang berfungsi sebagai penghasil varietas terbanyak khususnya dalam penangkaran produksi benih jagung yang berkualitas. Kami berharap ketika mahasiswa Polbangtan telah selesai melakukan kegiatan PKL di Balitserealia mereka bisa menerapkan ilmu yang didapatkan bahkan dapat menjadi master of planner," tambah Santi.

UPBS juga membina para petani (penangkar benih) dan para petani yang menjadi produsen benih sebar yang diambil dari balai. Secara teknis petani mengambil benih sumber menjadi benih sebar ke petani yang menghasilkan produksi lingkup nasional seperti Kediri, Tulungagung, Sulut, Gorontalo, namun untuk Maros sendiri tidak banyak.

Santi berharap banyaknya generasi muda yang dilatih di Balitserelia tak hanya menjadi semata tetapi bisa menjaring generasi muda lainnya yang juga dapat menjadi CPCL program YESS. Usaha penangkar benih ini telah memiliki panda pasar tersendiri. CPCL di daerah Maros sendiri sudah paham penggunaan teknologi budidaya benih sumber seperti penggunaan screen house, menggunakan SOP tertentu sehingga hasil tangkarannya pun berkualitas.

"Ini kita perlu tingkatkan bahkan tularkan ke wilayah lain," tegas Santi. SY/NF