Pengalaman ISPO Bisa Dijadikan Pelajaran Untuk Sustainability Karet Alam

udin abay | Senin, 10 Mei 2021 , 08:13:00 WIB

Swadayaonline.com - Ditjen Perkebunan menyambut baik adanya SNARPI (Sustainable Natural Rubber Platform for Indonesia) yaitu platform sustainable karet alam yang diinisiasi oleh GAPKINDO dan beberapa LSM. “Saya mendukung keberadaan SNARPI dan siap membantu untuk mencapai sustainable karet alam Indonesia,” kata Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono.

Kasdi minta platform ini segera menindaklanjutinya dengan menyusun apa saja yang harus dilakukan. “Pada kelapa sawit ada Indonesia Sustainable Palm Oil yang merupakan inisiatif pemerintah dan bersifat wajib. ISPO ini memenuhi 12 tujuan SDGS. Pengalaman ISPO ini bisa dijadikan pelajaran untuk SNARPI,” kata Kasdi.

Moenardji Soedargo, Ketua Umum GAPKINDO menyatakan sustainability karet alam ini sudah mengemuka sejak 10 tahun lalu. Waktu itu beberapa perusahaan ban yang mewakili 60% kapasitas ban global membuat Global Sustainabiliy Natural Rubber (GSNR).

GNSR yang dibentuk oleh pembeli SIR anggota Gapkindo ini gencar mensosialisasikan parameter sustainability karet alam. Pabrik ban juga secara individu memasukan faktor sustainablity dalam syarat pembelian.

“Parameter sustainability yang mereka ajukan banyak yang tidak cocok dengan kondisi lokal di Indonesia. Komponen-komponen sustainability GSNR ini harus diselaraskan lagi dengan industri karet di Indonesia. Ada yang diminta konsumen tidak pantas dilakukan di Indonesia sehingga kurang bersinergi,” katanya.

Moenardji menyadari market besar ban adalah negara-negara maju yang orientasinya adalah sustainability. Hal ini beda dengan pasar negara-negara berkembang yang orientasinya adalah harga.

“Kita paham produsen ban ingin karet yang digunakan memenuhi kritera sustainability. Di dalam negeri kita juga harus menjaga keberlamjutan karet Indonesia yang sesuai dengan kondisi lokal. Karena itu SNARPI dibentuk untuk memadukan sustainability karet alam internasional dengan kondisi Indonesia. SNARPI menjadi aksi kolektif semua stake holder nasional dan luar negeri,” katanya.

Widyantoko Sumarlin, inisiator SNARPI dari GAPKINDO menyatakan tantangan keberlanjutan masa kini aspek bisnis adalah kesinambungan bahan baku, profitabilitas, manajemen risiko. Aspek lingkungan minimasi dampak lingkungan, pelestarian ekosistem, konservasi sumber daya alam. Aspek sosial melindungi HAM dan hak adat, kesejahteraan sosial dan menjaga standar etika.

“SNARPI merupakan platform yang melibatkan semua stakeholder karet alam untuk perwujudan karet alam nasional yang berkelanjutan,” kata Widyatmoko.

Puta Agung dari SNV menyatakan sustanability karet penting dikedepankan karena meruapakan komoditi strategis nasional. Disisi lain ancaman eksistensi karet indonesia semakin besar. Tujuan sustainability karet alam adalah kesejahteraan petani sekaligus melindung lingkungan. Humas Ditjenbun