Petani Piyungan Mulai Kembangkan Budidaya Bawang Merah

udin abay | Senin, 31 Mei 2021 , 19:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa pertanian yang lebih maju mandiri harus dengan menggunakan teknik yang lebih modern. “Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita,” tegas Mentan Syahrul.  

Setelah dilaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam rangka Temu Tugas Peneliti-Penyuluh Balitbangtan dan Penyuluh Daerah oleh BPTP Yogyakarta pada 24/05/2021 lalu. Peserta yang mengikuti bimtek merespon positif. Terbukti setelah dilaksanakan kegiatan tersebut, peserta segera bergerak cepat melaksanakan tindak lanjut hasil bimtek didaerahnya masing-masing. Menurut Penanggung jawab kegiatan bimtek, Umi Pudji Astuti, kegiatan ini bertujuan untuk  memperkenalkan varietas bawang merah Bima Brebes dan Tajuk, serta dosis dan cara pemupukannya.    

Sebelumnya bimtek dilaksanakan di lahan milik Gapoktan Rukun, Dusun Payak Tengah, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta dengan jumlah peserta 40 orang terdiri dari peneliti, penyuluh ASN, penyuluh swadaya, petani kooperator, perangkat kalurahan dan Kepala UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul.     

Seluruh peserta bersama-sama mendemonstrasikan alat pelobang mulsa plastik hitam silver (pelobang MPHS) yang sudah dipatenkan oleh Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), dimana alat ini terbukti mempercepat proses pelobangan (10 menit/roll mulsa plastik) dibandingkan secara manual (4-5 jam/roll mulsa plastik). Demonstrasi juga dilakukan untuk pengendalian OPT dengan memperkenalkan Feromon Exi yang akan memperangkap kupu jantan (1 perangkap/1000 m2) dan trap insect dalam bentuk likat kuning, merah, putih dan hijau yang akan memperangkap serangga vektor dari virus dan akan dipasang  5 trap/1000 m2.  

Varietas bawang merah Bima Brebes dan Tajuk merupakan hal baru bagi penyuluh dan anggota kelompok tani di Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.  Kedua varietas ini  mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di wilayah ini karena mempunyai keunggulan, antara lain varietas genjah (umur panen 52 – 59 hari), mampu beradaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan, tahan terhadap busuk umbi (Botrytis allii), memiliki aroma yang sangat tajam, cocok untuk bahan baku bawang goreng dan daya simpan umbi cukup lama (3 – 4 bulan).  Jumlah umbi per rumpun antara 7-12 umbi sehingga potensi produksi cukup tinggi yaitu 11 - 16 ton per hektar umbi kering.  

Cara pemupukan oleh petani selama ini terhadap tanaman bawang merah dilakukan setelah tanam.  Introduksi cara pemupukan dilakukan saat tanam, baik pupuk organik dan pupuk kimia serta arang sekam diharapkan akan memperbaiki sifat tanah dan akhirnya meningkatkan produksi bawang merah. Harsoyo, ketua Gapoktan Rukun mengatakan sangat optimis bahwa introduksi teknologi dari ilmu yang telah mereka terima akan meningkatkan produksi bawang merah di kapanewon Piyungan. “Saya yakin jika sungguh-sungguh  menerapkan ilmu yang telah diterima saat bimtek lalu, petani akan bisa meningkatkan produktivitas bawang merah, mengingat hasilnya bisa mencapai 16 ton/ha umbi kering,” ujar Harsoyo.  

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga selalu menekankan pentingnya kegiatan usaha tani yang berorientasi pada peningkatan produksi serta kualitas produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan. “Peran penyuluh serta lembaga kelompok tani dan Gapoktan sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan apalagi sejak adanya pandemic Covid 19 ini. Sektor pertanian menjadi tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa untuk itu pertanian tidak boleh berhenti,” tegas Dedi. SY/YNI/IRA