Kegiatan Perilaku Pertanian Pengamatan Persaingan Gulma Dengan Tanaman Padi

udin abay | Sabtu, 05 Juni 2021 , 22:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan tengah melaksanakan pelatihan dasar bagi penyuluh pertanian ahli yang dilaksanakan pada 2 sampai 22 Juni 2021. Salah satu aktivitas setiap pagi sebelum aktivitas klasikan adalah melakukan kegiatan perilaku pertanian di lahan praktik BBPP Ketindan.

Selama empat hari kegiatan perilaku pertanian dipusatkan pada demplot padi (Oryza sativa) sistem Jarwo 2 : 1 dengan jarak tanam 50 x 40. Pada demplot tersebut terjadi persaingan gulma dengan tanaman padi yang sangat intens.

Beberapa jenis gulma yang tumbuh diantaranya adalah gulma golongan teki (Cyperus rotundus) dan gulma daun lebar, seperti enceng gondok (Monocharia vaginalis). Peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang terbagi menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok “Maju”, kelompok “Mandiri” dan kelompok modern.

Dari hasil pengamatan kelompok maju, pertumbuhan gulma tersebut disebabkan karena terjadinya keterlambatan pengairan pada saat umur padi sekitar 14 HST. Selain itu, jarak tanam yang terlalu lebar juga berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan gulma. Pengolahan lahan yang kurang sempurna dan penanganan gulma yang tidak tepat waktu diduga semakin memperparah kondisi gulma.

Sedangkan menurut kelompok mandiri, keterlambatan penanganan dan pengendalian gulma pada periode kritis pertumbuhan (stadia vegetatif awal) menyebabkan gulma tumbuh lebih cepat, dan tanaman utama kalah dalam perebutan nutrisi/cahaya (Allelopati). Dan kurangnya monitoring dan pengamatan dari pelaku utama dalam pengamatan rutin lahan dan metode pengendalian gulma, khususnya pada fase awal vegetatif.

Sementara itu menurut kelompok modern, gulma tumbuh dengan cepat dikarenkan kurangnya teknis pengaturan pengairan pada lahan padi, sehingga potensi tumbuhnya gulma tinggi Dengan kondisi pertumbuhan gulma yang ada pada lahan saat ini, ketiga kelompok sepakat memberikan solusi yang dapat dilakukan oleh pengelola lahan demplot, seperti upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari pelaku utama dalam metode pengendalian OPT Gulma pada tanaman padi melalui pendampingan dan diseminasi informasi teknologi pengendalian gulma (mekanis, biologis, kimia) khususnya pada periode kritis pertumbuhan gulma (14 – 30 HST) serta menyediakan mekanisme irigasi yang lebih baik untuk menekan pertumbuhan gulma mengendalian gulma secara langsung baik dengan cara manual (menggunakan tangan), cara mekanis (menggunakan sabit/gasrok), cara biologis (memanfaatkan itik/bebek), dan cara kimiawi (menggunakan herbisida).

Sedangkan beberapa teknologi yang direkomendasikan untuk pengendalian gulma, yaitu melalui perbaikan jarak tanam sesuai dengan teknis jarwo super 2:1 dengan jarak tanam 25x15x40, pembersihan bibit pertanaman dari kontaminasi biji gulma, pengolahan tanah menggunakan alat yang dapat memberantas gulma sebanyak 2-3 kali, menggunakan pupuk kandang yang sudah matang, serta memberantas gulma di sisi sungai dan saluran irigasi, pengaturan air irigasi untuk menggenangi petak lahan (metode penggenangan) pada umur vegetative awal untuk menekan pertumbuhan gulma, khusususnya gulma golongan daun sempit, pengendalian gulma dengan system kultur teknik, dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, rotasi tanaman, dan pola tanam tumpang sari, melaksanakan teknis pengaturan air pada masa awal tanam yaitu 3 hari setelah tanam dengan ketinggian air kurang lebih 5 cm untuk menekan pertumbuhan gulma dengan memperhatikan curah hujan dan faktor eksternal lainnya. SY/YNI