Pengendalian Lalat Buah (Bactrocera spp) dengan Menggunakan Metil Eugenol

udin abay | Jum'at, 11 Juni 2021 , 16:34:00 WIB

Swadayaonline.com - Lalat buah merupakan hama poliphagus yang banyak menyerang tanaman buah dan sayur-sayuran di Indonesia. Lalat buah dapat menyerang tanaman cabai, nangka, belimbing, jambu biji, jambu air, mangga, tomat, melon, pepaya, mentimun dan aneka tanaman lainnya. Biasanya menyerang inang dengan meletakkan ovipositor pada tanaman inang, sehingga telur lalat buah dapat masuk ke dalam buah, dan berkembang biak di dalamnya. Jumlah telur yang diletakkan oleh lalat buah betina bervariasi, yaitu 2 - 40 telur per hari. Selama hidupnya, seekor lalat buah betina dapat menghasilkan hingga 1.200 - 1500 butih telur.

Untuk itu, pengendalian lalat buah penting dilakukan. Pengendalian menggunakan pestisida kontak tidaklah efektif karena keberadaannya yang tidak selalu ada di wilayah pertanaman. Pengendalian dengan pestisida sistemik pun kurang efektif karena lalat buah menyerang tanaman inang tidak dengan memakan inang, namun hanya dengan memasukkan telur melalui ovipositor ke dalam buah. Telur-telur inilah yang nanti berkembang menjadi larva dan memakan isi buah dan memotong plasenta pada buah. Hal ini menyebabkan buah yang telah terserang membusuk dan akhirnya jatuh ke tanah. Salah satu pengendalian lalat buah yang paling efektif adalah dengan menggunakan metil eugenol.

Metil eugenol merupakan senyawa aktif yang berfungsi sebagai attraktan bagi lalat buah jantan. Lalat buah jantan tertarik terhadap metil eugenol karena senyawa ini merupakan feromon sex alami yang juga dikeluarkan oleh lalat buah betina. Metil eugenol bisa didapatkan dari cengkih atau dari biji selasih. Metil eugenol dapat berfungsi sebagai pengendali lalat buah dengan mengaplikasikannya pada berbagai jenis perangkap serangga, berupa perangkap lem atau perangkap botol.

Selain itu juga berfungsi menarik lalat jantan sehingga masuk pada perangkap serangga yang sudah disiapkan. Dengan semakin menurunnya populasi lalat buah jantan di lapangan, maka lalat buah betina pun tidak akan bisa melakukan reproduksi. Efektivitas penggunaan metil eugenol, dapat menurunkan tingkat serangan lalat buah secara signifikan setelah 21 hari pemasangan perangkap. Aplikasi metil eugenol pada perangkap lalat buah setiap hari dapat menangkap lalat buah sebanyak 20-60 lalat buah, tergantung tingginya populasi lalat buah di lahan. Agar pengendalian dengan perangkap metil eugenol berfungsi secara efektif, perlu dilakukan pemasangan satu perangkap metil eugenol pada tiap 20 m2.

Pengendalian lalat buah dengan metil eugenol juga dapat dibarengi dengan eradikasi dan sanitasi lingkungan sekitar pertanaman, mengingat lalat buah melewati fase pupanya di dalam tanah. Eradikasi dapat dilakukan dengan mengambil buah-buahan yang terdapat gejala tusukan dari lalat buah sehingga buah yang terserang tidak menjadi tempat tumbuhnya. Sedangkan, sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan gulma dan seresah daun di sekitar tanaman. Dengan melakukan sanitasi lingkungan, pupa yang ada di tanah akan mati karena terpapar sinar matahari. SY/YNI/Kel.M