Melalui Diklat Tematik Pengembangan Kelembagaan Berbasis Korporasi, Gresik Siapkan KUB Petani

udin abay | Sabtu, 26 Juni 2021 , 22:25:00 WIB

Swadayaonline.com - Sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo pada pembukaan rapat kerja nasional pembangunan pertanian tahun 2017, dan rencana kerja KEMENTAN 2019 tentang pengembangan infrastruktur dan korporasi petani untuk percepatan dan peningkatan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Gresik menyelenggarakan Diklat Tematik Pengembangan Kelembagaan Berbasis Korporasi bagi Aparatur dan Non aparatur.

Hal tentang pengembangan infrastruktur dan korporasi petani untuk percepatan dan peningkatan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin tersebut disampaikan pada pengantar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada raker dengan komisi IV DPR-RI.  

Diklat tematik korporasi berbasis telah terlaksana pada tanggal 22 - 24 Juni 2021 di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cerme, BPP Kebomas dan BPP Duduk Sampean, Kabupaten Gresik. Kegiatan dibuka oleh Kepala BBPP Ketindan Sumardi Noor dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindhito Putro.  

Peserta diklat tematik berjumlah 30 orang aparatur dan 62 orang non aparatur. Beberapa narasumber dari dari BBPP Ketindan seperti Ahmda Dedy Syatori, Nurlela, Isdianto berkolaborasi dengan narasumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Gresik seperti Edy Sutrisno, Achmad Awal Suprijanto, dan Abdul Alim.

Diklat ini menggunakan metode andragogy, diskusi, tanya jawab dan praktik.   Eko Anindhito Putro berharap bahwa output dari pelatihan dapat memuncul Kelompok Usaha Bersama (KUB)  dari kelompok petani di kabupaten Gresik.  

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, BPPSDMP akan mengerahkan penyuluh. Menurutnya, penyuluh berperan penting pada korporasi petani.

Pertama, untuk input sumberdaya meliputi budaya kerja/etos, pengetahuan, komoditas dan prasarana-sarana.  

Kedua dalam kaitan penetapan model bisnis, membangun lembaga dan legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga dan menjalankan proses bisnis. Ketiga, melaksanakan output promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi.  

"Penyuluh juga berperan mendukung akses petani ke pasar. Peningkatan nilai tambah hasil produksi menjadi produk olahan. Bukan bahan mentah, yang selama ini tidak banyak mendatangkan laba bagi petani," katanya.  SY/ISD/YNI