BBPP Ketindan Latih Penyuluh Pertanian Tuban, Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi Sehat

udin abay | Minggu, 27 Juni 2021 , 21:46:00 WIB

Swadayaonline.com - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dan  Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tuban menaruh perhatian penting pada ketahanan pangan dan gizi yaitu suatu kesatuan konsep dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Implementasinya, BBPP Ketindan menyelenggarakan pelatihan Beragam, Bergizi,  Seimbang dan Aman (B2SA) bagi Penyuluh Pertanian Kabupaten Tuban pada tanggal 22-25 Juni 2021 sebanyak 30 orang peserta.   

Lingkup penyelenggaraan pangan mencerminkan luasnya cakupan pembangunan pangan nasional, dan tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja, diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat untuk mewujudkannya. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi (KSPG) 2015-2019 merupakan acuan bagi seluruh stakeholders di tingkat pusat dan daerah, yang harus ditindaklanjuti dalam kebijakan/program yang operasional di propinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan potensi dan kondisi wilayahnya masing-masing.  

Di dalam Undang Undang  Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.  

“Selama berlatih, penyuluh pertanian diajarkan bagaimana menyusun pola pangan B2SA dan pola pangan harapan yang benar, mendesain dan memanfaatkan pekarangan yang layak usaha serta pengolahan pangan berbasis pangan lokal yaitu tepung mocaf, tortilla jagung dan serbuk cabai,” jelas Lina Novi Ariani, widyaiswara BBPP Ketindan.  

“Selain berlatih di BBPP Ketindan, peserta juga melaksanakan praktek langsung memanfaatkan pekarangan layak usaha  di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan (P4S) Bengek Mimpi binaan BBPP Ketindan, dan dilanjutkan praktek pengolahan pisang di P4S Intan Kabupaten Malang,” imbuh Lina.  

Murdani, widyaiswara BBPP Ketindan juga turut mengajar pada pelatihan ini menambahkan, seiring dengan upaya pemenuhan konsumsi gizi mayarakat berdasarkan kaidah B2SA, harus diperhatikan indikator kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang dipengaruhi oleh keragaman dan keseimbangan konsumsi antar kelompok pangan. “PPH biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan yang ideal di suatu wilayah, contohnya kabupaten Tuban,” tukas Murdani  

Hal ini tentunya, menjadi bukti bahwa sektor pertanian, khususnya pengembangan pemanfaatan pangan lokal, melalui pola promosi konsumsi pangan B2SA, pengembangan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal, perbaikan gizi masyarakat, dan peningkatan pemanfaatan pekarangan yang layak usaha dan pelibatan seluruh stakeholders dalam pembangunan pangan dan gizi melalui kaidah B2SA menjadi salah satu kunci dalam ketersediaan pangan menghadapi wabah Covid-19. “Kami yakin dengan sinergitas dan dukungan BBPP Ketindan dalam menjalankan tugas pokoknya mendukung BPPSDMP Kementerian Pertanian serta optimisme petani dan penyuluh pertanian menjadi bukti pasca panen komoditas pertanian tidak berhenti dalam menjamin ketersediaan pangan dengan diversifikasi olahan yang bergizi bagi masyarakat Indonesia,”pungkas Sucipto mewakili Kepala BKD Tuban saat menutup pelatihan B2SA. SY/LNOV/YNI