Baca Peluang, Petani Milenial Jabung Malang Kembangkan Produk Olahan Kopi

udin abay | Senin, 26 Juli 2021 , 09:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Salah satu alasan Kementerian Pertanian menggenjot banyak petani milenial, ada inovasi. Para generasi muda itu diharapkan bisa memberikan inovasi untuk memajukan pertanian Tanah Air.

Tantangan inilah yang dijawab Azwirda Frist Kharisma Anggoro, salah satu penerima program Youth Enterpreneur and Employment Support Service (YESS) Petani milenial di Desa Sidorejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, yang biasa dipanggil Friska, adalah anggota petani Muda Mekar Jaya Young Farmer. Ia berhasil mengembangkan inovasi produk olahan berbasiskan kopi berupa minuman kombucha kopi dan kombucha cascara.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), menekankan bahwa Indonesia memerlukan adanya regenerasi petani dalam rangka pembangunan pertanian nasional, terutama mengubah manajemen usaha pertanian.

Mentan pun mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kerja sama dan berkolaborasi dalam memajukan sektor pertanian ke depan dan mengembangkan inovasi pertanian serta mendorong lahirnya petani dan wirausaha milenial.

“Pertanian merupakan sektor strategis yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pilar berbangsa dan bernegara,” kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan mengenai Program YESS. Menurut Dedi Nuryamsi, program ini sangat mendukung dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian.

“Melalui Program YESS ini regenerasi petani akan terbantu lebih cepat, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumberdaya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan tentunya mereka ini akan siap menghadapi era milenial," jelasnya.

Selain itu, Dedi juga menambahkan program ini difokuskan untuk mengembangkan mitra generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian, baik melalui lahan pekerjaan maupun kewirausahaan.

“Dengan program ini diharapkan semakin meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dari perdesaan, meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian. Sehingga pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi", papar Dedi.

Produk olahan berbasis kopi berupa minuman kombucha kopi dan kombucha cascara yang dikembangkan Azwirda Frist Kharisma Anggoro, adalah minuman fermentasi yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan menggunakan Scoby (Symbiotic culture of bacteria and yeast), dan umumnya digunakan pada bahan teh, sehingga sering disebut dengan kombucha tea.

Menangkap peluang dari ketenaran Kopi Arabika Taji, milenial usia 38 tahun ini menerapkan aplikasi scoby ke dalam materi bahan kopi yang memiliki cita rasa yang dominan manis seperti gula aren, sangat cocok digunakan untuk minuman kombucha baik untuk kopinya ataupun cascara.

Friska menjelaskan proses pembuatannya pun sangat mudah hanya perlu ketelatenan saja. Bahan baku kopi sudah tersedia di wilayah tempat tinggalnya, sedangkan starter scoby-kit bisa didapatkan secara online diawal dan dikembangkan sendiri untuk proses selanjutnya.

“Sasaran pemasaran saya adalah muda-mudi selain masyarakat umum pecinta kopi. Banyaknya varian kopi serta produk turunannya menjadi peluang pasar tersendiri,” tegasnya.

Keuletan dan inovasi yang dilakukan oleh Friska menjadikannya salah seorang penerima manfaat program regenerasi petanian Kementerian Pertanian (Kementan) yang dikenal dengan Youth Enterpreneur and Employment Support Service (YESS).

Program YESS sendiri merupakan program kerjasama Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) yang menyasar pemuda pemudi di 15 kabupaten dari 4 provinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan).

Pemerintah Daerah Kabupaten Malang melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) pun mendukung penuh terlaksananya program YESS tersebut. Tercatat sudah sebanyak 2.472 orang petani milenial dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.

"Jumlah ini kami harapkan bisa terus bertambah, karena program ini sangat membantu perkembangan pertanian khususnya untuk melahirkan entrepreneur muda di bidang pertanian. Peran Penyuluh Pertanian dan BPP sangat diperlukan guna menggali dan memfasilitasi potensi-potensi pemuda tani yang ada di wilayahnya melalui program ini," ujar Kadis TPHP Kabupaten Malang, Budiar. SY/NL