Kementan : Pisang dapat dikembangan sebagai pengganti bahan pangan pokok

udin abay | Kamis, 29 Juli 2021 , 13:04:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo terus mendorong Pengembangan Diversifikasi Pangan Lokal berbasis kearifan lokal yang fokus pada satu komoditas utama. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, Beberapa daerah di seluruh provinsi di Indonesia punya keunggulan andalan komoditas pangan lokal yang dikonsumsi di masyarakat setempat.

“Pengembangan Diversifikasi pangan lokal bersumber pangan non beras bukan berupa jajanan, bukan icip- icip, tapi pengganti beras. Upaya ini ditujukan agar kita tidak terbebani dengan ketergantungan beras secara terus menerus,” kata Agung dalam Webinar Pisang #Kenyang Ga Harus Nasi di Jakarta, Rabu (28/07/2021).

Menurut Agung, untuk meningkatkan diversifikasi pangan, pihaknya telah mempunyai strategi pengembangan pangan lokal antara lain melalui peningkatan produksi/ketersediaan komoditas pangan lokal, kerjasama dengan direktorat jenderal teknis, dan menggencarkan promosi untuk memperbaiki akses masyarakat terhadap pangan lokal.

“Indonesia adalah negara penghasil buah pisang terbesar di Asia. Produksinya mencapai lebih dari 50% produksi pisang negara-negara Asia dengan lebih dari 200 jenis pisang yang tersebar di Indonesia,” tambah Agung.

Dijelaskan Agung, pisang selain bermanfaat untuk kesehatan, juga mempunyai manfaat ekonomi. Selain sebagai pangan pokok pengganti beras, sebagai substitusi tepung terigu, pisang juga dikembangkan menjadi aneka olahan pangan yang digemari masyarakat, sehingga pisang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai pengganti bahan pangan pokok kedepannya,” ujarnya.

Apa yang disampaikan Agung diaminin oleh pembicara lain, yaitu Prof Sobir dari Institut Pertanian Bogor. Menurut Sobir, pisang mempunyai potensi yang dikembangkan sebagai pengganti pangan pokok.

“Seiring terus bertambahnya jumlah penduduk, kita harus segera memperkenalkan pangan pokok non beras. Tidak mungkin kita hanya tergantung dengan satu komoditas pangan pokok beras. Kita harus melakukan diversifikasi sedini mungkin, salah satunya melalui pengembangan pisang” tegas Sobir.

Sobir juga berharap, dengan banyaknya pangan olahan dari bahan tepung dan lainnya, serta adanya kuliner pisang, bisnis pisang kedepannya akan terus berkembang. “Kita makin sehat dengan pisang dan ekonomi Indonesia akan bagus karena pisang,” tambah Sobir

Sementara itu, Ari Widodo, pengusaha tepung pisang menambahkan, tepung pisang selain bisa menggantikan tepung terigu karena mengandung gulten free, juga mengenyangkan.

“Manfaat lain tepung pisang selain sebagai sumber devisa negara, untuk makanan/pengkayaan mineral vitamin hewan ternak, juga sebagai bahan tambahan kosmetik,” kata Ari.

Menurut Ari, tantangan usaha pengembangan tepung pisang, karena konsumsi dalam negeri belum popular. “Untuk mengembangkan tepung pisang, pemerintah perlu lebih mensosialisasikan mengenai tepung pisang melalui mass media dan berbagai penyuluhan ke masyarakat,” tambah Ari.

Sedangkan, Nanik Tri Ismadi, Kepala Pusat Sukosari PTPN XI, sebagai peneliti mengatakan pisang di Indonesia sangat berlimpah, tapi belum bisa mensejahterakan petani pisang. Pisang mempunyai daya simpan yang panjang, bisa juga buat makanan pokok.

“Pisang selain punya kandungan protein dan banyak serat, bisa dimanfaatkan dalam keadaan mentah maupun matang, batang pisangpun bisa dimanfaatkan dalam pembuatan makanan ringan, bahkan dalam pengembangannya bisa dibuat beras pisang,” kata Nanik.

“Pisang sebagai buah kehidupan, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan pengelolaan yang serius dari berbagai pihak, sehingga tidak ada alasan untuk menolak pisang,” tambah Nanik. SY/DWU