Hasilkan Keuntungan Melalui Kemitraan, Petani Klaten Genjot Produktivitas Kedelai

udin abay | Senin, 06 September 2021 , 17:53:00 WIB

Swadayaonline.com - Sebagai salah satu komoditas tanaman pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, kedelai dapat kita dijumpai didalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai aneka  olahannya, seperti tempe, tahu, kecap, susu, dan masih banyak lagi olahan lainnya. Walaupun komoditas ini sering bergejolak karena fluktuasi harga benih naik turun, tapi tidak mengurangi semangat petani untuk tetap giat menanam kedelai.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bahwa penyediaan kedelai dalam jumlah mencukupi sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder ditengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.

"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2 sampai 3 juta ton. Orang di pulau Jawa tidak bisa makan tanpa tahu dan tempe. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar sana juga takut kehilangan sumber-dayanya. Jadi kita  tanam kedelai sekarang biar kita tahun depan kecukupan kedelai." kata Mentan.

Seperti petani Desa Burikan, Kecamatan Cawas di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Mereka yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Mardi Tani tengah optimis menanam kedelai dan tetap produktif dengan melaksanakan kegiatan percepatan tanam kedelai sehingga di bulan Agustus lalu petani telah  panen kedelai dengan hasil yang cukup meggembirakan. Hal ini tentu menggemberikan mereka, karena tahun ini petani bisa menikmati keuntungan dengan kemitraan.

Produksi kedelai, hasil kemitraan antara PT. Java Agro Prima  dan para petani di Poktan Mardi Tani pada Agustus lalu baru bisa memenuhi sekitar 55,5  persen dari target 100 ton. Hal tersebut diungkapkan Joko selaku  koordinator lapangan  di sela-sela acara kegiatan sortasi biji kedelai di Dusun Groyokan, Desa Burikan. “Sampai saat ini, total luas areal tanam program kemitraan mencapai 600 hektar. Lahan itu tersebar di wilayah kecamatan Cawas, khusus di Burikan dan sekitarnya seluas sekitar 100 hektar, diharapkan bisa terpenuhi targetnya,” ungkap Joko. 

Sementara itu menurut Tut Wuri Handayani, penyuluh pertanian Kecamatan Cawas saat ditemui dilapangan mengatakan selama mendampingi petani diwilayah Kecamatan Cawas bagian selatan  membenarkan bahwa saat musim panen kedelai memasuki bulan Agustus, biasanya harga kedelai merosot. Hampir separuh harga saat petani membeli benih.

“Namun saya salut dengan semangat dan tekad petani terutama ketua kelompok tani bersama pengurus dan anggotanya bersama membangun komitmen khususnya di saat PPKM karena pandemi covid dan ditengah kekeringan, pertanian terus bergerak,  mereka tetap berikhtiyar yang penting bisa tanam adapun hasilnya mereka berharap bisa sesuai jerih paya,” kata Tut Wuri.

Ia juga menambahkan petani bisa bernafas lega karena sudah bisa panen dan harga yang disepakati sesuai.

“Tentunya sangat berarti sekali karena selama ini harga kedelai tidak melegakan petani saat panen, saya selaku petugas ikut mendukung kegiatan kemitraan ini semoga bisa berkelanjutan“ imbuh Tut Wuri. 

Petani yang tergabung dalam Poktan Mardi Tani  setahun yang lalu telah menjalin  kemitraan dengan PT. JAP. Meski kondisi cuaca yang terkadang tidak bisa diprediksi  dan tidak ada program khusus, mereka tetap menanam kedelai dengan benih mereka sendiri dari hasil panen yang mereka tanam di pematang. Lalu mereka panen dan menjual ke mitra dan mempunyai kepastian harga.  Hal ini dibenarkan oleh ketua Poktan Mardi Tani, bahwa tahun 2020 lalu  petani telah menjalin kemitraan.

“Dari tahun 2020 target produksi semakin meningkat, sebelumnya baru bisa mencukupi 8 ton saja dan alhamdulillaah tahun ini meningkat menjadi 55,5 ton di bulan agustus. Selanjutnya target Oktober semoga bisa capai target 100 ton kedelai Cawas, “jelas Slamet Raharjo Ketua Poktan Mardi Tani.

Hasil panen kedelai tahun ini adalah dari benih bantuan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten tahun 2021, dan sebagian adalah benih dari pematang yang bulan Maret lalu mereka tanam.  Tahun 2021 ini, program untuk kedelai mencapai 600 ha di Kecamatan Cawas.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi berharap agar penyuluh dan petani harus tetap semangat. Karena, pertanian tidak boleh berhenti meski dalam pandemi Covid-19. "Di saat pandemi Covid-19 PDB pertanian meningkat. Itu bukti pertanian tidak berhenti, apa pun yang terjadi pertanian tidak berhenti. Meski anggaran untuk pertanian menurun, tetapi semangat tidak boleh turun, tidak boleh hilang," tegasnya.  SY/TW/YNI