Rumah Tangga Tani Ikuti Pelatihan Tingkatkan Pengelolaan Literasi Keuangan

udin abay | Selasa, 07 September 2021 , 21:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Upaya penguatan kapasitas sumber daya manusia pertanian terus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya pada penerapan analisa keuangan untuk mendukung pengembangan usaha tani yang berorientasi laba. Para petani diharapkan tidak hanya berkutat pada proses budidaya dan produksinya saja, namun perlu dibekali pada pencapaian laba agar tidak terkikis oleh kebutuhan rumah tangga dan pengeluaran rutinnya. Terkait dengan hal tersebut Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa kemajuan pertanian, bukan hanya ditentukan budidaya dan produksi, juga peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian melalui kegiatan pelatihan.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) melalui Integrated Partisipatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) telah menindaklanjuti kebijakan program dari Kementerian Pertanian tersebut melalui berbagai pelatihan untuk menyiapkan agar SDM pertanian memenuhi syarat membantu dan mendorong peningkatan produktivitas yang menjadi target pemerintah. Salah satu unggulan kegiatan dari Pusluhtan BPPSDMP yang telah pula diterjemahkan oleh unit pelaksana teknis di lapangan seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan untuk menyelenggarakan Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK).

BBPP Ketindan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, melaksanakan kegiatan PLEK pada tanggal 3-9 September 2021 yang terbagi dalam 5 angkatan, terdiri dari Kecamatan Senori, Kecamatan Singgahan, Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Bancar, dan Kecamatan Soko. Masing-masing angkatan terdiri dari 16 jam pelajaran yang diselenggarakan selama 2 hari. 

Angkatan I dilaksanakan di Balai Desa Rayung Kecamatan Senori pada 3-4 September 2021, yang diikuti sejumlah 40 orang pasangan suami istri dari dari 3 Desa, yakni Desa Rayung, Desa Jatisari dan Desa Medalem. Pembukaan dan penutupan pelatihan dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian yang diwakili oleh Rivana Agustin selaku widyaiswara BBPP Ketindan, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tuban yang diwakili oleh Suyanto serta Koordinator BPP Senori, Yuli Purnomo. Kepala Desa Rayung, Sutomo juga menghadiri proses pembukaan kegiatan pelatihan literasi dan edukasi keuangan bagi ketua kelompok tani angkatan I.

Kegiatan PLEK merupakan bagian dari penguatan kapasitas SDM pertanian di wilayah sasaran IPDMIP. Dibimbing para penyuluh, mengacu pada materi perencanaan dan pengelolaan keuangan rumah tangga, pembiayaan keuangan usaha tani, konsolidasi pembiayaan keuangan usaha tani dan pengenalan produk dan layanan keuangan formal serta pembiayaan pertanian KUR dan asuransi usaha tani padi (AUTP). “Saya berharap peserta PLEK bersedia dan mampu untuk membiasakan diri melakukan pencatatan keuangan usaha tani, dari tahap perencanaan hingga realisasi, dan dapat mensosialisasikan pembelajaran yang didapatkan kepada petani lain di desanya masing-masing,”ujar Kasie Kelembagaan dan Ketenagaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Suyanto. Salah satu peserta pelatihan, Jauri yang menjadi Sekretaris Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Rayung, menyampaikan harapannya bahwa setelah mengikuti kegiatan PLEK bisa mencatat kebutuhan usaha taninya maupun kebutuhan rumah tangganya serta merubah kebiasaannya untuk rutin mencatat dan melakukan perencanaan yang tepat.

“Kami berharap para petani kedepannya dapat meningkatkan sumber daya manusia melalui sekolah lapang yang selama ini sudah aktif dilakukan dalam rangka untuk pendalaman materi manajemen usaha taninya,” ujar Jauri. Suami dari Mugiyanti yang menjadi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Al-Barokah ini juga menambahkan, bawasanya yang paling berperan dalam proses pencatatan adalah para ibu-ibu sedangkan para suami berperan dalam proses produksi usaha taninya. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDP), Dedi Nursyamsi, bahwa pengelolaan yang tidak baik, bisa menghambat program. Apalagi jika terjadi penyimpangan. Bukan hanya bisa menghambat, tetapi juga bisa menghancurkan petani, penyuluh, dan semuanya.

Dedi juga memberikan beberapa tips kepada penyuluh dalam mengelola keuangan. “Yang pertama, pengelolaan keuangan harus dilakukan jujur dan berasal dari hati. Tips kedua adalah tertib administrasi. Agar pengadministrasian tertib mengikuti prosedur, harus sesuai SOP, dan juknis. Dan tips ketiga adalah fleksibel, atau tidak boleh kaku. Dalam pengelolaan keuangan ada fleksibilitas yang bisa dimanfaatkan,” ujar Dedi Nursyamsi. SY/RVN/YNI