P4S Okiagaru dan KWT Miori Sulap Produk Kurang Bagus Menjadi Olahan Maknyus

udin abay | Selasa, 28 September 2021 , 14:07:00 WIB

Swadayaonline.com - Berlokasi di Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Okiagaru hadir sebagai lembaga agribisnis petani muda yang mandiri, inovatif, profesional, bertaraf internasional, berbasis ekonomi syariah, dan ramah lingkungan.  

P4S binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang ini tengah mengembangkan olahan dari sayur organik.  

Pangsit dan stick lobak menjadi salah satu produk olahan unggulan yang sudah dipasarkan ke dalam maupun luar Pulau Jawa. Kamis (23/9), BBPP Lembang melalui Bertani On Cloud (BOC) volume 124 memberikan kesempatan kepada P4S Okiagaru untuk berbagi pengalaman dalam pengolahan sayur organik. Dipandu Tim dan Widyaiswara BBPP Lembang, BOC diawali dengan melihat proses produksi pangsit bersama KWT Miori.  

"Lobak ini memang banyak di lahan kami, namun banyak yang kurang suka, alternatifnya kami olah menjadi pangsit dan stick," tutur Mia, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Miori binaan P4S Okiagaru.

Bahan yang digunakan juga cukup sederhana yakni lobak, tepung tapioka, dan minyak goreng sehingga dapat diterapkan pada skala konvensional dan rumah tangga.  

Lobak yang dipilih sebagai bahan dasar makanan ini merupakan lobak dengan kualitas yang dianggap kurang bagus menurut permintaan pasar namun masih layak konsumsi.  

"Meskipun menurutnya pasar lobaknya kurang bagus, sebenarnya masih dapat dikonsumsi dan bernilai gizi," jelas Agus Ali Nurdin, Ketua P4S Okiagaru, pada sesi talkshow.  

Pria yang akrab disapa "Kang Guslee" ini juga menceritakan selain lobak, terdapat komoditas unggulan lainnya yang dapat dikonsumsi langsung maupun diolah.

"Mulai dari lobak, zukini, nasubi, seledri, pakcoy, selada keriting, menjadi andalan kami di sini. Semua produk kami jual mulai dari pasar tradisional hingga swalayan," jelasnya.

"Kami juga membuka kesempatan bagi Sobat Tani yang ingin menjadi reseller dari produk kami maupun berlatih pengolahan produk organik," tambah Guslee.  

Sesuai dengan arti nama dari P4S Okiagaru, yakni bangun dan membangunkan, Guslee berharap apa yang dilakukannya sejak 2015 hingga saat ini dapat saling membangun dan memberdayakan petani di wilayah sekitarnya menuju pertanian maju, mandiri, dan modern.  

Selain pengolahan sayur organik, P4S Okiagaru memiliki kegiatan antara lain: Budidaya Pertanian (Agricultural Cultivation/Nougyou Saibai), Pemasaran Produk Pertanian (Marketing of Agricultural Products/Nousanbutsu no Maketingu), Pengolahan Hasil Pertanian (Processing of Agricultural Product), Pelatihan Pertanian (Agricultural Training/Nougyou Kenshuu), Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (Certification of Work Competency), Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Agricultural Research & Development/Nougyou no Kenkyuu to Kaihatsu), Konsultasi Agribisnis (Agribusiness Consultation).  

Pelayanan yang diberikan meliputi pelaksanaan budidaya sayuran standar SKKNI/SNI, produk sehat dan aman dikonsumsi (memiliki sertifikat organik LSO In-Office), pangsit vegetables, sudah mendapat sertifikat P-IRT dan Label Halal, pengelola/instruktur sudah memiliki sertifikat kompetensi dari BNSP.   

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga senantiasa mengingatkan bahwa Indonesia memiliki berbagai komoditas pertanian yang bagus dan mampu bersaing. "Indonesia dan kejayaan aneka buah sayuran dan kacang-kacangan itu tidak kalah bagus dari produk dunia. Justru buah kita dari Sabang sampai Merauke menjadi kekuatan besar yang kita miliki," katanya.  

Hal senada juga disampaikan kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi. "Produk kita dapat menghasilkan uang yang banyak, namun kita harus melakukan transformasi dari pertanian tradisional menuju modern terutama bagi petani milenial," ungkapnya pada suatu kesempatan. SY/DRY