Saatnya Korporasi Petani Wujudkan Pertanian Maju, Mandiri, Modern

udin abay | Selasa, 28 September 2021 , 18:09:00 WIB

Swadayaonline.com - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berkomitmen untuk terus memperkuat sektor pertanian di tengah dampak pandemi covid 19 agar pangan tidak bergantung pada impor dan mampu berdaulat pangan di negeri sendiri. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah pengembangan kelembagaan petani kebentuk korporasi berbasis kawasan yang difasilitasi melalui pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mewujudkan pertanian yang mandiri, maju dan modern.

“Pertanian adalah komoditas yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik, “ibarat merpati yang tidak ingkar janji”, pertanian terus tumbuh bahkan disaat pandemi. Pada tahun 2020, BPS mencatat bahwa sektor lain mengalami penurunan, sedangkan sektor pertanian justru meningkat 24,1 % dibanding bulan Juni 2021”, ungkap Syahrul Yasin Limpo.

Konsep korporasi ini sudah lama dibangun, oleh karena itu Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 tak hentinya berupaya untuk mewujudkan korporasi petani melalui kebijakan program pembangunan pertanian hingga tahun 2024.

“Targetnya terbentuk 350 Korporasi Petani dengan peningkatan produktivitas komoditas sebesar 5% dan nilai tambah per tenaga kerja pertanian: Rp59,80 juta/tenaga kerja”, ujar Dedy Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah BPPSDMP, juga turut berperan aktif dalam membekali sumber daya manusia pertanian untuk mewujudkan korporasi petani berbasis kawasan melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan kali ini diselenggarakan di Kabupaten Lumajang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Lumajang. Sasaran pelatihan sebanyak 120 orang terdiri dari 60 orang aparatur dan 60 orang non aparatur yang terbagi menjadi 4 angkatan yaitu 2 angkatan pelatihan bagi aparatur dan 2 angkatan bagi non aparatur.

Di hadapan para penyuluh pertanian dan petani, Paiman, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menyampaikan pesan penting agar pelatihan ini benar-benar bermakna dan bermanfaat tidak hanya demi selembar sertifikat, tapi yang terpenting adalah posttest- posttest selanjutnya terkait dengan implementasi pasca pelatihan dimana harus ada peningkatan/perubahan.

“Ketika petani hadir selama 3 hari kedepan dan nanti malam sudah “jagong”(duduk bareng) di gardu dan cerita ke orang lain, maka itulah salah satu bentuk keberhasilan pelatihan ini. Penyuluhan terjadi ketika minimal 2 orang secara fisik saling bertemu berkomunikasi menyampaikan sesuatu bijak dan itu diamini kedua belah pihak, dan kalau maskernya dibuka “mesem” (tersenyum puas) maka pelatihan itu berhasil,”kata Paiman.

Ia juga mengingatkan para peserta pelatihan, bahwa dalam upaya mengoptimalkan pelayanan di bidang pertanian melalui kebersamaan petani dan penyuluh serta guna mewujudkan Lumajang Bumi Organik, Bupati Lumajang mencanangkan Gerakan “Suluh Kober” yaitu Sukses Penyuluh Komunikasi Bermartabat.

Sementara itu Nining Hariyani, Widyaiswara dari BBPP Ketindan yang turut melatih peserta mengatakan, bahwa pembentukan korporasi ini penting dilakukan agar petani memiliki posisi tawar yang tinggi untuk menghadapi tantangan pasar global yang lebih besar.

“Sebuah keniscayaan itu semua dapat diwujudkan bila petani masih berkutat dengan dirinya sendiri. Mereka harus bersatu dan membangun komiten agar dapat memenangkan pasar dan sejahtera bersama, karena korporasi petani ini dibentuk dari, oleh dan untuk petani sendiri. Sudah saatnya kelembagaan petani bertransformasi menjadi korporasi petani, “ungkap Nining

Materi pelatihan yang sudah dirancang mulai dari penyusunan rencana pengembangan usaha, strategi penumbuhan dan pengembangan korporasi, rantai nilai komoditas pertanian, standarisasi dan sertifikasi produk, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), pengembangan kemitraan dan jejaring usaha serta propek ekspor diharapkan dapat membekali peserta dalam penumbuhan dan pengembangan korporasi sesuai komoditas unggulan di wilayahnya. 

Tercatat hingga tahun 2021 terdapat 3 major project penumbuhan korporasi petani bidang perkebunan dan 25 korporasi petani pengembangan bidang tanaman pangan, hortikultura dan peternakan yang tersebar di seluruh Indonesia (Sumber: BPPSDMP Kementan, 2021). Pada tahun 2021 targetnya terbentuk 33 Korporasi petani di seluruh Indonesia.

Oleh karen itu, peserta pelatihan ini dimotivasi untuk bisa menjadi salah satu yang terbentuk sebagai pioneer dari Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil pemetaan komoditas asal peserta pada materi penyusunan rencana pengembangan usaha, berhasil diidentifikasi kurang lebih 10 komoditas dan jenis usaha yang saat ini dikembangkan.  Mulai dari padi organik, cabai merah, kopi, pisang, ubi jalar, durian, tembakau, kapulaga, temulawak, olahan pisang, pupuk organik padat dan cair, kios pertanian dan lain-lain. SY/NING/YNI