IFAD Apresiasi Regenerasi Petani di Kalsel

udin abay | Minggu, 24 Oktober 2021 , 18:11:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) kian serius dalam hal regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian.

Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Salah satunya di wilayah Kalimantan Selatan.

Tak kurang dari 55,3 juta dollar AS digelontorkan IFAD untuk program selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa regenerasi petani salah satu fokus Kementan bagi keberlanjutan pembangunan pertanian.

“Indonesia harus menjalankan pertanian efektif, efisien dan transparan melalui pengembangan pertanian maju, mandiri dan modern yang dimotori oleh petani milenial. Melalui sinergi dengan IFAD, Kementan berupaya meningkatkan regenerasi melalui pengembangan petani milenial sekaligus memastikan bahwa bertani itu keren,” katanya.

Mentan Syahrul mengingatkan, pengelolaan pertanian harus dilakukan secara baik dan mengutamakan kepentingan rakyat. Terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19, sektor pertanian terbukti mampu menopang basis ekonomi dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, senada dengan hal tersebut. Ia berharap melalui program YESS akan terwujud regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi sumberdaya manusia dari perdesaan, meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian.

Sehingga pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi.

"Program YESS ini sangat mendukung dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumberdaya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan tentunya mereka ini akan siap menghadapi era milenial," ujarnya.

Untuk memastikan progres dari program YESS, Country Director, Head of the South East Asia and Pacific Hub IFAD, Ivan Cossio Cortez, melakukan kunjungan ke beberapa lokasi penerima manfaat program YESS di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ivan Cossio Cortez berkeliling ke kebun praktek SMKPPN Banjarbaru yang terletak di Guntung Lua dan Haji Idak-Banjarbaru dengan luasan 38 hektar. Ia terkesima melihat aneka tanaman buah seperti rambutan dengan berbagai varietas, melon, jeruk, durian, edamame, pepaya, pembibitan jamur, hingga kebun karet, kopi dan kakao yang terkelola dengan baik.

Didampingi oleh Kepala SMKPP Banjarbaru, Budi Santoso, tenaga pendidik serta siswa-siswi yang sedang melaksanakan kegiatan praktek lapang, Ivan berdialog langsung dengan para siswa. Para siswa memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai aktivitas mereka sehari-hari dan memperlihatkan kemampuan mereka dalam praktek bertani.

Hal mendasar yang ditanyakan oleh Ivan adalah mengapa mereka memilik sekolah di SMKPPN Banjarbaru serta mengapa mereka mau menjadi petani? Beraneka alasan pun diutarakan para siswa yang mayoritas merupakan anak petani.

“Saya ingin mengubah pola usaha pertanian yang telah dijalani oleh keluarga saya secara turun menurun agar jauh lebih baik dan menguntungkan. Sektor pertanian ini menjanjikan dan di SMKPP N Banjarbaru kami diajarkan dan dilatih untuk bertani dari hulu hingga hilir. Dari berbudidaya hingga pasca panen bahkan untuk pemasaran,” ungkap salah seorang siswa.

Ivan Cortez juga bertemu dengan penerima hibah kompetitif di Martapura yang bergerak di budidaya bebek petelur, penangkar benih jeruk di Astanbul, petani jeruk dan padi di Sungai Tabuk. Tak hanya itu, Ivan pun melihat langsung pelaksanaan magang penerima manfaat YESS di P4S Simpang Empat serta BPP Sungai Tabuk selaku Business Development Service Providers (BDSP).

“Saya sangat senang bisa mengunjungi penerima manfaat program YESS di provinsi Kalsel ini. Indonesia memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia khususnya pemuda di daerah yang sangat potensial. Namun, mereka banyak belum paham terkait potensi serta bagaimana memanfaatkan potensi tersebut. Kurangnya informasi ini yang membuat mereka belum menggeluti sektor pertanian. Hadirnya program YESS diharapkan dapat menjembatani permasalahan ini,” katanya.

Ia pun menyatakan tak salah rasanya IFAD mendanai program regenerasi ini. Adanya kerjasama baik dari Kementan, Pemerintah Daerah hingga pemuda-pemudi di pedesaan ini akan mewujudkan kesuksesan dari program ini.

“Dapat berkomunikasi langsung dengan para petani milenial serta penerima manfaat serta meninjau langsung tempat mereka melakukan budidaya dan pengolahan membuktikan bahwa program ini berjalan dengan baik,” tegas Ivan. SY/NL