Kementan Dorong Efektivitas dan Efisiensi Pemasaran Melalui Pasar Lelang

udin abay | Rabu, 03 November 2021 , 11:35:00 WIB

Swadayaonline.com - Saat ini, pemanfaatan teknologi terkini sudah menjadi sebuah keniscayaan, tidak terkecuali di sektor pertanian. Pemanfaatan teknologi berperan penting dalam meningkatkan produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, serta modern, sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Direktorat Jenderal Hortikultura mendukung penuh arah kebijakan tersebut dengan terus-menerus mendorong agar daya saing dan produktivitas hortikultura meningkat, termasuk menyediakan akses pasar melalui pasar lelang. Di sinilah teknologi dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai informasi digital dan cara-cara pemasaran untuk mencapai sasaran konsumen yang dituju.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH), Bambang Sugiharto menyampaikan bahwa pasar lelang atau sistem lelang produk hortikultura sangat menguntungkan petani dan sangat penting untuk diketahui lebih jauh. Oleh karena itu, Kiat Sukses Pemasaran Produk Hortikultura melalui Pasar Lelang dipilih untuk tema bimbingan teknis (bimtek) Direktorat PPHH pekan lalu.

“Ini harus direplikasi ke daerah lain atau ke wilayah-wilayah lain, atau juga dikembangkan menjadi lebih besar. Karena dengan sistem lelang ini petani mendapatkan kepastian harga yang bagus, keterbukaan, dan terjadi persaingan harga yang menguntungkan petani, apalagi pada saat barang langka.” ujar Bambang.

Selanjutnya, Bambang memaparkan bahwa akan baik jika ke depannya di setiap daerah memiliki pasar lelang untuk berbagai komoditas dan diadakannya jaringan pasar lelang dari berbagai daerah, untuk meningkatkan komunikasi dan pemasaran hortikultura.

Pasar lelang sendiri memiliki tujuan dalam meningkatkan posisi tawar dan daya saing petani sebagai entrepreneur, menjamin ketersediaan pasokan baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan kesejahteraan petani dan sebagai rantai tataniaga yang lebih efisien.

Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman, Raden Inoki menyampaikan kisah suksesnya dalam pemasaran melalui pasar lelang. Awal PPHPM memulai pasar lelang adalah pada 2015 dengan mempelajari pengelolaan lelang di Kabupaten Kulonprogo, kemudian dikembangkan kembali di Sleman.

“Awal dari perjalanan pasar lelang dimulai dari 4 gapoktan yang sepakat melaksanakan pasar lelang mulai Oktober 2017. Pada awalnya, lelang ini khusus cabai dengan volume 20 kilogram per hari. Kemudian dengan semangat yang berkobar terus-menerus, dari waktu ke waktu petani makin percaya dengan sistem pemasaran dengan lelang. Lelang dimulai dengan cara manual atau konvensional. Jika ada cabai beberapa kilo, pembeli datang kemudian menuliskan nilai rupiah dan dimasukkan dalam toples,” jelas Inoki.

Inoki melanjutkan bahwa kepercayaan petani akan pasar lelang terbentuk karena dalam pasar lelang suplai produk memiliki kuantitas yang besar dan kualitas yang terjaga, juga transparansi harga sehingga terbentuk harga wajar dan keuntungan petani optimal dengan biaya operasional pedagang lebih rendah. Seiring berjalannya waktu, Pasar Lelang Sleman berkembang dengan menggunakan media sosial dalam hal pemasaran dan penawarannya. Disebutkan oleh Inoki bahwa pada tahun 2021 mekanisme lelang dengan fasilitas yang diberikan oleh Bank Indonesia menjadi terdigitalisasi dengan aplikasi dipanen.id.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia DI Yogyakarta, Andi Adityaning Palupi menyampaikan strategi nasional Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM untuk mewujudkan UMKM berdaya saing memiliki tiga pilar utama yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan.

“Pada prinsip pengembangan UMKM, Bank Indonesia menunjang pencapaian kebijakan utama dalam mencapai kestabilan nilai rupiah. Pengembangan UMKM juga memperhatikan potensi dan sumber daya lokal, menjalin kemitraan, dan menjangkau seluruh skala usaha baik mikro maupun makro,” terang Andi.

Seperti yang disampaikan oleh Inoki, Andi juga menyampaikan pentingnya digitalisasi dari hulu sampai ke hilir. Digitalisasi yang dicanangkan sebagai Smart Digital Farming, dengan maksud agar memperluas jangkauan pasar UMKM menuju pasar online melalui Smart Traditional Market, dan pengembangn nontunai melalui QRIS.

Digitalisasi dalam melakukan lelang memberi dampak positif, yang mana proses lelang dapat mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi distribusi barang serta memudahkan dalam proses pemasaran dengan menggunakan pembayaran non tunai, meminimalisir risiko transaksi dan juga pemanfaatan data informasi.

Selain itu, pasar lelang sendiri juga memiliki dampak positif. Bagi petani, dapat meningkatkan minat generasi muda untuk bertani karena potensi keuntungannya, petani menjadi mandiri dari ketergantungan terhadap tengkulak dan sistem ijon. Bagi pedagang, dapat memudahkan kalkulasi dan perencanaan bisnis. Sementara itu,bagi pemerintah, pasar lelang dapat mendorong stabilitas harga dan terjaganya pasokan, dan bagi masyarakat mendapatkan harga wajar dan pasokan yang terjaga. SY/HMSH