Kementan Tingkatkan Kompetensi Pelaku Usaha di Kampung Pisang Lumajang

udin abay | Senin, 29 November 2021 , 21:15:00 WIB

Swadayaonline.com - Pertanian merupakan sektor penting yang menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia. Namun sektor pertanian masih mengalami banyak hambatan dalam kegiatannya sehingga belum mampu secara maksimal bersaing dengan produk pertanian negara lain.

Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur mempunyai komoditas hortikultura unggulan yakni pisang mas kirana. Pisang ini memiliki karakteristik ukuran, rasa dan warna kulit yang kuning cerah sehingga diminati pasar domestik maupun pasar global.  Karena karakternya yang khas, pisang ini baru bisa dikembangkan di tiga kecamatan di lereng Gunung Semeru yakni di Kecamatan Senduro, Pasrujambe, dan Gucialit. Kabupaten Lumajang sendiri merupakan salah satu lokasi destinasi wisata yang sangat potensial. Sehingga sangat cocok dalam pengembangan sentra eduwisata dan peningkatan inovasi aneka olahan pisang.

Salah satu aspek penting yang perlu diperbaiki untuk memaksimalkan keunggulan produk terletak pada pengolahan pasca panen hasil pertanian. Kenyataannya, penanganan pasca panen dan pengolahan produk hortikultura masih bersifat tradisional sehingga mengakibatkan tingkat kerusakan dan kehilangan cukup tinggi. Pengemasan dan pengangkutan belum dilakukan dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakan produk. Pasalnya, sebagian besar petani Indonesia masih bersifat tradisional dalam penanganan pasca panen produk pertanian, sehingga banyak mengalami penyusutan kualitas dan kuantitas yang berdampak terhadap nilai jual.

Selain minimnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam olahan hasil pertanian faktor lain penghambat meningkatnya nilai tambah antara lain kelembagaan pasca panen yang belum berkembang, terbatasnya sarana prasarana pasca panen, dan kurang optimalnya kemitraan usaha antara produsen dan industri. Dengan kondisi tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang menyelenggarakan Bimbingan Teknis  Peningkatan Kapasitas Petani di Senduro Kabupaten Lumajang, 25-26 November 2021, agar kemampuan teknis dalam pengolahan hasil pisang meningkat.

Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad terus mendorong peningkatan kesejahteraan petani di antaranya dengan menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa di masa pandemi Covid-19, hortikultura banyak dicari untuk peningkatan imun.

"Buah apa yang kurang di Indonesia. Kita memiliki buah-buah tropis yang tidak ada di negara lain sehingga sangat terbuka untuk bisa dinikmati oleh dunia. Ayo kita makan buah Indonesia karena bisa jaga imun yang ada menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan nutrisi badan kita dan tubuh kita makin sehat," ujarnya.

Kegiatan bimtek diikuti oleh 30 peserta pelaku usaha yang berasal dari Kecamatan Senduro, terdiri dari Desa Krajan, Desa Senduro, Desa Wonocepokoayu, Desa Tempuran, Desa Sumberejo dan Desa Burno. Hilirisasi yang dipraktekan yaitu pengolahan sari pisang, tepung pisang dan dodol pisang. Peserta juga mendapatkan materi terkait dengan olahan es krim pisang, sirup pisang, selai pisang, aneka cookies dan keripik gedebok.

Astutiningsih sebagai Koordinator Program dan Evaluasi, mewakili Kepala BBPP Ketindan berharap agar semua peserta dapat menjadi wirausahawan yang handal, kreatif, produktif dan inovatif sehingga nantinya dapat mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa, “Sektor off farm atau pengolahan hasil pertanian disamping dapat meningkatkan nilai tambah, juga nilai jual sehingga pendapatan meningkat,” kata Dedi. SY/RVN/YNI