Swadayaonline.com - Salah satu kegiatan Temu Tugas Peneliti-Penyuluh Badan Penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dengan penyuluh di D.I Yogyakarta, adalah kegiatan Temu Tugas Hilirisasi Inovasi Pertanian. Kegiatan ini diterjemahkan dengan melaksanakan temu lapang tanam serempak demfarm budidaya padi sawah dengan menggunakan inovasi teknologi sistem tanam jajar legowo 2:1.  

Penanggungjawab kegiatan Umi Pudji Astuti mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dan kelompok tani dalam budidaya padi sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan produksi padi di wilayah kerjanya. Kegiatan demfarm dilaksanakan oleh KT Tri Tunggal yang beranggotakan 35 petani kooperator.  Selasa 18/05/2021 di Bulak Kuwon, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul yang dihadiri oleh lebih dari 60 orang antara lain Kepala BPTP Yogyakarta Soeharsono, panewu kapanewon Bambanglipuro, Kapolsek Bambanglipuro,  Danramil,  Lurah Sidomulyo,  penyuluh PNS, penyuluh swadaya, peneliti, petani dan regu tanam.    

Inovasi yang diaplikasikan pada demfarm seluas 2,8 ha dalam kawasan 32 ha adalah dengan sistem tanam jajar legowo (tajarwo) 2:1 diharapkan nantinya seluruh kawasan akan menerapkan sistem tajarwo secara benar sehingga meningkatkan populasi tanaman dan produksi padi, teknologi tanam menggunakan alat bantu tanam caplak roda akan memudahkan dalam aplikasi  tanam, pengenalan varietas unggul baru Balitbangtan  yaitu varietas Inpari 32 yang memiliki rata-rata hasil 6,3 ton/ha dan potensi hasil 8,53 ton/ha, pemupukan akan dikenalkan sistem Layanan Aplikasi Pemupukan (LAP) berbasis internet dengan menggunakan Layanan Konsultasi Padi (LKP) untuk menghitung dosis pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman.  

Menurut Ketua KT Tri Tunggal, Suhadi, hal yang menarik dari 1 bulan pendampingan BPTP, petani mulai merasakan bahwa cara tanam dengan caplak ternyata lebih mudah dan lebih cepat dalam penanaman. “Benih yang biasanya digunakan dalam 1 ha mencapai 35 – 45 kg, tetapi saat ini petani dan penyuluh daerah dapat membuktikan dengan cara persemaian sesuai anjuran, benih yang digunakan cukup 25 kg/ha. Dengan pola tanam padi-padi-padi diharapkan dengan demfarm teknologi jajar legowo 2:1 mampu meningkatkan produktivitas padi dan berujung pada peningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Suhadi.

Kegiatan yang dilaksanakan tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan menggunakan teknik yang lebih modern. “Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita,” tegas Mentan Syahrul.

Senada dengan pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga selalu menekankan pentingnya kegiatan usaha tani yang berorientasi pada peningkatan produksi serta kualitas produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan. “Peran penyuluh serta lembaga kelompok tani dan Gapoktan sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan apalagi sejak adanya pandemic Covid 19 ini. Sektor pertanian menjadi tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa untuk itu pertanian tidak boleh berhenti,” tegas Dedi. SY/IRA/YNI