Tanam Perdana Pilot Project Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani

udin abay | Kamis, 26 April 2018 , 12:28:00 WIB

Swadayaonline.com - Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2017 mendorong usaha (bisnis) petani agar mempunyai skala ekonomi, berorientasi pasar berbasis kawasan dengan bentuk korporasi. Untuk itu Kementerian Pertanian telah mencetuskan dasar-dasar korporasi petani yang berbasis kawasan dan berskala ekonomi sejak diterbitkannya UU No.16 Tahun 2006 dan diperkuat oleh UU No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah mengimplementasikan korporasi petani dalam bentuk Badan Usaha Milik Petani/Kelembagaan Ekonomi Petani yang dituangkan dalam Peraturan Kepala BPPSDMP No.211/Kpts/SM.060/I/12/2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani.

Saat ini, Kementan mentargetkan produksi komoditas pertanian tahun 2018 sebesar 82,5 juta ton padi dengan luas panen 15,65 juta ha, 30 juta ton jagung dengan luas panen 5,78 juta ha, dan 2,2 juta ton kedelai dengan luas panen 1,42 juta ha. Untuk mencapai target tersebut Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan unit kerja lainnya telah mengalokasikan program dan kegiatan di berbagai wilayah di Indonesia sesuai potensi masing-masing daerah.

Untuk percepatan implementasi pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani, kini telah dibangun pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi petani.di Desa Bulakan, Gunung Kandeng, Kramatjaya, Tanjungsari Indah Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak Provinsi Banten seluas 1.000 Ha.

Pada acara teraebut dilakukan penandatangan kerjasama 4 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan 1 Poktan dengan Perhutani untuk pemanfaatan lahan hutan dan Charoen Pokphan yang akan menyerap jagung petani dengan harga Rp. 3800 kadar air 15 persen. (24/4/2018)

Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan BPPSDMP, Zahron Helmy mengatakan pilot project ini merupakan salah satu bentuk nyata perwujudan dari pemerintah khususnya dalam membangun pertanian dengan efektif dan efiisien, memberdayakan petani dan kelompoktani agar berusahtani berlandaskan agrbisnis berorientasi komersial dan ekspor.
"Ini merupakan tahapan strategi dalam rangka memberdayakan petani untuk meningkatkan skil usahataninya sehingga mencapi ekonomis dan layak yang pada akhirnya petani dapat menjadi tuan di lahannya sendiri, dan mampu mewujudkan Indonesia menjadi lunbung pangan dunia tahun 2045 nanti", ujarnya.

Kabag Perencanaan Ditjen Tanaman Pangan, Ugi Sugianto mengatakan pilot project komoditas jagung merupakan yang pertama dengan sitem korporasi. Untuk mensukseskan program ini, Kementan dibawah seluruh direktoratnya akan memberi pendampingan mulai dari hulu sampai hilir bahkan pasarnya sehingga petani tidak hanya fokua dalam budidaya saja tetapi juga manajemennya. "Dengan bantuan dan pendampingan, kita harapkan produknya bisa mencapai 8ton/ha", tegasnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauchid mengungkapkan pilot project merupakan mimpi bagi petani Banten karena didukung oleh pemerintah daeinhulu sampai hilir sampai perbankan dan pemasarannya. "Selain bantuan dari pemerintah, nantinya petani juga akan menggunakan dana swadaya melalui perbankan. Kalau project ini berhasil, maka kita akan duplikasikan ke daerah Banten yanh lain dengan anggaran APBD. Dan tahun pertama project ini saya berharap bisa 2 kali tanam dan panen dengan produksi minimal diatas 8ton/ha, tingho dari sebelumnya yang hanya 3ton/ha", kata Agus.

Ketua LMDH Bulakan, wawan mengatakan bahwa dengan bantuan yang pemerintah dan kerjasama dengan industri pakan serta perbankan, pilot project penanaman perdana jagung berbasis korporasi mampu berproduksi 8ton/ha. Menurutnya selama ini produksi jagung hanya 3ton/ha karena pascapanennya masih dilakukan secara manual, hulu sampai hilirnya masih dilakukan secara swadaya. SY