Kerjasama Penelitian Internasional Hortikultura Balitbangtan dan ACIAR

udin abay | Selasa, 08 Mei 2018 , 21:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Indonesia bekerjasama dengan ACIAR, Universitas Adelaide dan IPB, melakukan penelitian bersama dengan topik “Improving Market Integration for High Value Fruit and Vegetable in Indonesia" dengan stinger sebagai project leader. Hasil penelitian bersama tersebut disampaikan pada acara workshop yang dihadiri Kepala Puslitbang Hortikultura, Dr. Ir. Hardiyanto, Project Leader, Prof. Randy Stringer, ACIAR Research Program Manager, Prof. Thomas Reardon dan Dr. Rodd Dyer, dari IPB, Arif daryanto, peneliti dan pejabat dari berbagai kementerian, di International IPB Convention Center, Bogor. (8/5/2018)

Tujuan kerjasama tersebut menurut Hardiyanto untuk mempromosikan dan mengembangkan rantai nilai buah dan sayuran segar pada petani kecil serta untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan dan pengembangan industri buah dan sayuran yang berkontribusi untuk ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja serta meningkatkan nilai jual produk petani. “Kerjasama ini selama selama tiga tahun, yang dilakukan di sentra produksi seperti sayur, cabai, bawang, mangga dan jeruk”, ujarnya.  

Hardiyanto menambahkan akhir pertemuan kerjasama dari penelitian ini untuk mengehaui apa yang sudah di kerjakan dan masukan kebaikan apa kedepannya. Karena penelitian tidak hanya untuk riset saja, tetapi sebagai rekomendasi untuk pemerintah pusat dan daerah dalam mengambil kebijakan. “Bagaimana Value Change antar komponen dari tanam sampai panen dan processingnya, bagaimana tindak lanjutnya sehingga dapat bermanfaat bagi petani”, tambahnya.

Penelitian juga dilakukan dengan melakukan berbagai pendekatan, pengawalan, dan edukasi, sehingga petani mengetahui bagaimana berbudidaya yang baik mulai dari onfarm sampai offfarm, dan yang pasti bisa membuat nilai tambah pada peningkatan produktivitas dan harga. Karena saat ini dalam pengembangan budidaya, petani masih banyak menggunakan benih yang tidak bersertifikat dan penggunaan pestisida yang over dosis serta pemupukan yang belum benar. Dengan penelitian bersama yang dilakukan, bisa terlihat inovasi apa yang harus diberikan kepada petani baik melalui kelompok tani untuk memperbaiki usahanya.

“Puslitbang Hortikultura terbuka terbuka dengan siapa saja yang ingin bekerjasama untuk melakaukan penelitian dan riset, namun jangan melakukan riset yang sama topiknya. Boleh melakukan penelitian untuk komoditas yang sama, tapi topiknya harus berbeda sehingga nantinya dari masing-masing bisa saling melengkapi dan terintegrasi jangan sampai overlapping. Harapan saya dari penelitian ini bagaimana petani sejahtera dan berdampak positif pada petani, bisa meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan petani serta adanya penarapan dan kelembagaan. Dari segi networking peneliti juga sangat penting, karena menjadikan institusi kita bertaraf internasional sehingga pengetahuannya berkembang dan kualitas risetnya tidak kalah dengan luar negeri”, ungkap Hardiyanto.

Sementara itu, Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan hasil Pertanian, Puslitbang Hortikultura, Idha Widi Arshanti mengatakan tujuan kerjasama internasional ini untuk petani ada juga capacIty building untuk para peneliti. Kerjasama memotret keadaan petani dengan komoditas yang ditanamnya, bisa melihat potensi petani bagaimana menghasilkan produk, mengakses premium dan ekspor market. “Saat ini petani kita masih memiliki kelemahan apa yang harus dilakukan dan diperbaiki, kita memberikan bimbingan serta arahan, dan kedepan petani bisa memperbaiki kualitas dan produktivitasnya sehingga bisa masuk ke market premium dan bisa menambah income”, ujarnya.

Permasalahan utama yang ditemui dari hasil penelitian adalah banyak petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat, contoh jeruk yang rentan terhadap virus cpvd pada tanamannya. Menurut Arshanti, sebenarnya petani sadar bahwa bernih bersertifikat sangat penting, tapi mereka tidak mengetahui dimana mendapatnya. Untuk itu maka kita akan hubungkan penyedia benih bersertifikat dengan penggunanya atau petani dan memberika edukasi bagaimana melakukan budidaya yang baik, dan berkumpul dalam kelembagaan dan bisa mengakses pasar modern. SY