BPTP NTB Kenalkan Flushing, Bobot Lahir Pedet Naik Hingga 33 Persen

udin abay | Rabu, 18 Juli 2018 , 18:29:00 WIB

Swadayaonline.com - “Kami sangat puas dengan teknologi flushing yang diajarkan oleh Pak Sas, Pak Kahar, dan Bu Nurul dari BPTP”. Demikian testimoni para peternak yang hadir pada diskusi bersama Tim Pendampingan Kawasan Pertanian dari BBP2TP yang melakukan kajian di Nusa Tenggara Barat pada Kamis lalu (12/7/2018). Teknologi flushing merupakan satu dari beberapa inovasi yang diperkenalkan oleh BPTP NTB dalam pendampingan kawasan peternakan di lokasi ini. 

Adalah Kelompok Sambuk Manis dari Desa Beriri Jarak, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, yang telah mendapatkan kegiatan pendampingan kawasan peternakan tahun 2017 dari BPTP NTB. Ditegaskan oleh ketua kelompok, Samsul Falah, tidak pernah ada bantuan apapun yang diterima oleh kelompoknya sebelum tahun 2017. 

Lokasi ini dipilih untuk didampingi oleh BPTP NTB karena merupakan lokasi yang juga menerima program unggulan Kementan “SIWAB” tahun 2017. Program SIWAB atau Sapi Induk Wajib Bunting tentunya sudah tak asing lagi karena telah berjalan selama dua tahun. Pemilihan lokasi juga dipertimbangkan dari sisi kedekatan aksesnya dengan lokasi SPR (Sentra Peternakan Rakyat) yang juga merupakan program Kementan. Dengan demikian, diharapkan antar peternak dapat saling menularkan pengalaman mereka dalam menerapkan inovasi untuk perbaikan produksi ternak.

Selama diskusi, apresiasi dan antusiasme sangat terlihat dari banyaknya peternak yang bergabung di berugak atau saung rapat pada siang hari itu. Suguhan pun, jagung rebus dan singkong rebus serta kelapa muda, tak henti dihidangkan. Sungguh, terasa sekali suasana kebersamaan antara peternak dan Tim BPTP NTB yang telah mendampingi sejak tahun 2017.

“Kegiatan BPTP masuk kesini adalah yang pertama bagi kami”, ujar Samsul Falah di awal diskusi. “Kami sangat berterimakasih, teknologi dan ilmu yang diajarkan sangat bermanfaat bagi peningkatan kondisi ternak kami juga bagi keadaan ekonomi keluarga”, jelas lulusan S1 ini lebih lanjut.

Terutama teknologi flushing, dinilai sangat baru bagi peternak setempat, mereka tidak pernah mengenal teknologi itu sebelumnya. Teknologi tersebut mempraktekkan pemberian pakan bernutrisi tinggi selama dua bulan di akhir kebuntingan dan dua bulan setelah melahirkan. Pakan ini berupa rumput unggul, legume, dedak dan starbio. Sebelum mengenal flushing, tidak ada perbedaan pemberian pakan di masa-masa tersebut, yaitu mereka memberikan pakan berupa rumput alam yang kadang dicampur dengan bonggol pisang.

Semua peternak mengakui, flushing mampu meningkatkan bobot lahir pedet dari 15 kg menjadi 20 kg atau 33%. Penampilan pedet terlihat mengkilat kulitnya. Performa induk setelah melahirkan juga diakui lebih sehat dan kuat dibandingkan sebelum perlakuan flushing. SY/HMSL