Tahun 2045 Indonesia Akan Jadi Lumbung Pangan Dunia

udin abay | Selasa, 29 November 2016 , 22:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Mengingat isu global tentang kebutuhan pangan dan energi, ada tiga tantangan global yang dapat merubah peta kekuatan daya saing antar negara yaitu perubahan iklim global, krisis fosil yang semakin mahal dan langka, serta ketersediaan lahan dan air semakin terbatas. Fenomena tersebut di khawatirkan mendorong munculnya land and water grabbing pada tataran global yang dapat memicu menguasai lahan, air, dan energi demi memenuhi kebutuhan pangan dan energi. Ke khawatiran disebabkan karena 12,3 milyar penduduk dunia 2043, sekitar 9,8 milyar tinggal di luar daerah equator yang berpotensi akan menghadapi kekurangan pangan dan energi.

Melihat kondisi tersebut, peran penelitian dan pengembangan sebagai garda terdepan, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kementan) harus menghasilkan maupun mengawal penerapan inovasi yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas serta daya saing produk-produk pertanian. “Untuk menghadapi tantangan global tersebut, Kementerian Pertanian telah merancang grand design Indonesia sebagai lumbung pangan 2045,” tegas Kepala Badan Litbang Pertanian, Muhammad Syakir pada acara penutupan “Dukungan Inovasi Pertanian Mewujudkan Indonesia Sebagi Lubung Pangan Dunia” di Auditorium II Sadikin Sumintawikarta, Cimanggu, Bogor. (20/11/2016).

Dalam merancang grand design sebagai lumbung pangan 2045, Litbang Pertanian juga mengikutsertakan lembaga peneliti terkait  dari LIPI, Lapan, Batang, perguruan tinggi, serta stakeholder lainnya dari swasta dan BUMN. Rapat kerja ke-2 Balitbangtan tersebut juga dihadiri Kepala UK/UPT dan peneliti Litbang Pertanian guna menyamakan pandangan dalam menentukan langkah pembangunan di tahun mendatang. Pada acara tersebut juga dilakukan pemberian royalti kepada para penemu/peniliti Balitbangtan yang hasil penemuannya dikerjasamakan dengan dunia usaha.

“Peringkat daya saing Indonesia tahun 2015-2016 masih relatif rendah yaitu 37 dari 144 negara. Infrastruktur Indonesia menempati peringkat 62, sehingga Kementan harus terus mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur pertanian,” ujar Syakir. Beberapa faktor kunci dukungan yang terkait dengan lahan dan air, investasi infrastruktur pertanian, inovasi teknologi berkesinambungan, efisiensi dan daya saing, pascapanen, peningkatan kapasitas dan penterasi pasar, serta petani, kelembagaan, dan regulasi.

Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Prama Yufdy dalam pemaparannya mengatakan dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045, Litbang Pertanian akan memberikan dukungan inovasi dalam peningkatan produksi 7 komoditas pertanian strategis yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, dan daging sapi. Pengembangan mekanisasi pertanian juga menjadi hal yang sangat penting  dalam menuju pertanian modern guna mendukung percepatan pencapaian sasaran, serta mendukung inovasi dalam pengembangan infrastruktur dan pengelolaan tata air irigasi. SY