PGPI Kementan Perkuat Pilar Revolusi Industri 4.0 Bidang Pertanian

udin abay | Senin, 26 November 2018 , 16:48:00 WIB

Swadayaonline.com - Pusat Genom Pertanian Indonesia (PGPI) merupakan platform data genom komoditas unggulan pertanian Indonesia dan telah memperoleh hak kekayaan intelektual (HKI). Untuk mendukung percepatan pemuliaan, diperlukan model manajemen HKI yang terintegrasi guna memberikan pengakuan dan kepastian hukum bagi para pengguna. Hal tersebut disampaikan Kepala BB Biogen, Mastur, PhD saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD) di Gedung BPATP Bogor, pada Jumat (23/11/2018).

Selain manajemen HKI, keterlibatan sektor swasta dan sektor publik juga perlu dalam penggunaan PGPI untuk mengembangkan pertanian serta meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Saat ini, PGPI tengah menjajaki kerja sama dengan Animal GR Genebank Uganda, University of Dar es Salaam Tanzania, dan Biotechnology center of EMU Mozambique.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan forum diskusi seperti ini agar dapat berbagi pengetahuan, pandangan dan ide tentang PGPI,” ujar Mastur.

FGD dengan tema Preparation of Knowledge Exchange Platform on Genetic Resources ini diikuti oleh Balitsa dan BPATP Balitbangtan, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, beberapa perguruan tinggi seperti IPB, UGM, Unpad dan Binus, perusahaan swasta PT Eastwest Seed Indonesia serta pakar dari World Intellectual Property Organization (WIPO), Dr. Shakeel Bhatti.

Shakeel menyebutkan, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya genetik (SDG) terbesar kedua di dunia. SDG tersebut dapat menjadi modal untuk peningkatan ekonomi negara apabila dikelola dengan baik dan dijaga dengan HKI yang tepat. Oleh karena itu Dr. Shakeel merespon positif PGPI sebagai platform nasional yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). “Indonesia harus bergerak lebih cepat dalam pengembangan platform ini,” pesannya.

Peserta dari Balai Tanaman Sayuran (Balitsa), Abdi Hudaya menyambut baik FGD ini karena dinilai dapat mendukung pemuliaan secara berkelanjutan. “Forum diskusi untuk penguatan PGPI ini sangat positif. Kita tahu kalau kita memiliki kekayaan dan keragaman genetik yang sangat melimpah, sehingga genomic yang tertata akan mendukung pemuliaan yang benar-benar efektif dan bermanfaat nantinya,” ujar Abdi.

Hal senada disampaikan peserta dari Universitas Padjajaran, Noladi Wicaksana. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk pengembangan keragaman genetik Indonesia sekaligus memberikan dampak positif bagi perguruan tinggi, khususnya kampus tempat ia mengabdi. 

“Platform yang akan dibangun ini sangat berguna sekali bagi mahasiswa, karena Mahasiswa kami sering mengalami kesulitan dalam mencari bahan atau sequence DNA maupun data genome terutama untuk tanaman lokal,” ungkap Noladi.
“Dari kegiatan ini tentu kami mendapatkan jaringan, informasi, saya juga jadi tahu dimana saya mendapatkan apa yang saya butuhkan, dan kami tentu bisa bertukar,” pungkasnya.

*Kontribusi Terhadap Revolusi Industri 4.0*

Pada kesempatan lain, Kepala BB Biogen Mastur PhD menyebutkan peran strategis Kementerian Pertanian dalam pengembangan Platform ini  memuat data dan informasi digital SDG, dan pengaturan access benefit sharing (ABS) maupun hak kekayaan intelektual (IPR) terkait. Pemanfaatan data dan informasi SDG tersebut bukan hanya mempercepat perakitan varietas unggul, tapi juga pengembangan teknologi terkait lainnya.

“Karena itu pengembangan PGPI akan mampu memberi kontribusi nyata pada revolusi industri 4.0 yang tengah berlangsung. Karena itu tidak heran saat ini topik data dan informasi SDG secara digital dibahas intensif dalam Konvensi Keragaman Hayati ke 14 yang berlangsung di Mesir pada beberapa waktu lalu,” ujarnya. SY/HMSL