Bambang : Petani Rakyat Harus Bersatu

udin abay | Rabu, 22 Maret 2017 , 01:31:00 WIB

Swadayaonline.com - Untuk pengembangan perkebunan di Provinsi Bengkulu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir. Bambang, MM, mengapresiasi kinerja pemerintah daerah dalam hal pengembangan integrasi sapi sawit, pengembangan waralaba benih sawit dan pengawasan peredaran benih. Namun beliau mengharapkan adanya prestasi lebih dari Provinsi Bengkulu dan mengharapkan perhatian lebih besar terhadap sektor perkebunan mengingat sejumlah Dinas Perkebunan TK I dan Tingkat II yang melebur.

“Petani rakyat harus bersatu dalam satu kelembagaan. Rendahnya pendapatan petani, karena tidak bisa menghasilkan produksi dalam skala besar. Kalau petani besatu, sehingga bisa menghasilkan produksi yang banyak dan sudah tentu akan mendapatkan harga yang bagus,” tegas Bambang pada acara rapat koordinasi dan konsultasi pembangunan pertanian tahun 2017. OPD Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu. (21/3/2017)  

Bupati Bengkulu Utara mengatakan 67 persen perkebunan yang ada di Bengkulu Utara adalah perkebunan rakyat dengan produk unggulan kelapa sawit dan karet. Dalam membangun sektor perkebunan, Maluku Utara selalu bersinergi dengan pemerintah provinsi. Kerjasama dengan pihak swasta akan terus ditingkatkan serta melaksanakan program pemerintah pengembangan sapi dilahan sawit.

Namun menurut Bupati Bengkulu Utara, pelaksanaan program integrasi sawit dengan sapi masih dalam kondisi setengah-setengah atau hanya sebagai kegiatan sampingan saja, namun untuk kedepannnya program intergrasi tersebut akan menjadi program prioritas utama untuk mensukseskan swasembada daging. Karena tingkat kemampuan petani dalam aspek budidaya dan peingkatan produktivitas masih perlu pendampingan yang maksimal.

Sementara itu Bupati Kepahiang mengungkapkan bahwa luas Kabupaten Kepahiang sangatlah kecil hanya 66.500 hektar, namun memiliki komoditas unggulan yang banyak seperti kopi, lada, dan teh. Namun 13 ribu hektar tanaman kopi saat ini sudah tua, sehingga produksinya tidak maksimal. “Bahkan saat ini produksi kopinya menurun, karena adanya perubahan iklim. Kalau tanaman yang tua bisa di relpanting, maka produksinya bisa tiga kali lipat,” ujarnya.

Bupati Muko Muko dalam diskusi tersebut juga mengungkapkan bahwa anggaran yang diberikan pemerintah pusat untuk pengembangan perkebunan sangat sedikit dibanding Kabupaten lain, apalagi Kabupaten Muko Muko sangat jauh dan infrastrukturnya kurang bagus. “Sehingga pendapatan petani, tidak sesuai dengan produksinya karena terpotong dengan biaya pengangkutan,” tegasnya. SY