Rakor Optimalisasi Alsintan. Momon Rusmono: Kalau digunakan Optimal Bisa Menambah LTT dan IP

udin abay | Kamis, 13 Desember 2018 , 09:17:00 WIB

Swadayaonline.com - "Masih ditemukan alsintan menganggur tak hanya di poktan atau gapoktan, tapi juga di brigade provinsi maupun kabupaten dan kota," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono, pada acara Rakor Optimalisasi Alsintan di Lampung bersama poktan dan gapoktan di Bandar Lampung. (13/12/2018)

Dirinya menyebutkan, apabilasemua alsintan bekerja maka Luas Tambah Tanam (LTT) akan mantap dan Indeks Pertanaman (IP) juga meningkat. "Semua alsintan olah tanam harus dimaksimalkan sehingga panen dapat optimal. Jika alsintan bantuan Kementerian Pertanian sejak tahun 2014 hingga 2017 tidak dapat digunakan secara optimal, perlu dilakukan identifikasi berapa alat yang layak atau tidak layak, termasuk bantuan tahun 2018. Kemudian, dihitung berapa alsintan yang layak digunakan atau tidak layak digunakan dengan mencari solusinya, misalkan jika alat pertanian tersebut rusak maka harus diperbaiki", ujar Monon

Rata-rata per tahun sekitar 30 ribu hingga 40 ribu unit alsintan didistribusikan untuk petani, didistribusikan sekitar 180.000 unit hingga tahun 2018. Momon juga berharap, alsinta agar disimpan di Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), karena kalau di kelompok tani akan muncul ego dan menimbulkan tidak maksimal. "Biasanya jika alsintan dipegang oleh ketua kelompok tani, seakan-akan menjadi hak milik. Padahal alsintan itu milik bersama," katanya.

Sementara Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Indriatmoko menjelaskan adanya bantuan alsintan telah banyak dan dirasakan manfaatnyan oleh petani, namun masih banyak yang harus dioptimalkan. "Kita punya waduk Batu Tegi, yang termasuk sumber air kita, namun bertahun tahun terdapat limpasan. Saat ini kita banyak program atau target produksi pertanian cukup besar, yakni naik 20 persen. Tapi target produksi tersebut tak diimbangi lahan yang ada yang sekarang semakin mengecil", ujarnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurutnya harus menggunakan teknologi berupa penggunaan alsintan untuk percepatan panen, melakukan efisiensi penggunaan irigasi, dan percepatan pengelolaan tanah sehingga tidak boros dan bisa menampung air yang banyak. Bantuan yang diberikan pemerintah berupa alsintan yang banyak tentu tidak ada yang menolak, namun terdapat pula kendala banyaknya alsintan yakni harus menggunakan operator, biaya operasional termasuk merawatnya agar bisa berdaya guna sesuai umur ekonomis. Hal Itu menjadi pekerjaan rumah kita ke depan untuk bisa memanfaatkan dengan optimal dan merawat dengan baik," jelasnya.

"Meskipun pemerintah melalui Kementerian Pertanian banyak membantu alsintan, namun masih banyak kelompok petani di daerah ini yang belum mendapatkan alat pertanian tersebut, seperti transplanter, pompa air dan lainnya", tegas Indriatmoko. SY/VTO