Pengembangan Kopi Lokal Sebagai Plasmanutfah Melalui Kelembagaan Petani

udin abay | Jum'at, 21 April 2017 , 21:44:00 WIB

Swadayaonline.com - Banyak hal untuk dapat melakukan berbagai aktifitas kegiatan perkebunan yaitu dengan menyatukan gerak langkah antara pemerintah pusat, kabupten, provinsi, perbankkan, para stakeholder, tokoh perkebunan dalam membangun perkebunan di setiap daerah berbasis kearifan lokal. “Dengan gerak langkah bersama, dapat diketahui permasalahan dan solusi yang ada, terutama di kabupaten yang nantinya akan di jadikan kebijakan oleh pemerintah pusat dan dijadikan komitmen bagi pemerintah provinsi. Kita harap ada dokumen perencanaan dalam bentuk buku perkebunan di seluruh provinsi, untuk dijadikan dokumen perencanaan kebijakan pemerintah pusat,” ujar Dirjen Perkebunan, Ir. Bambang pada acara Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian dengan Pemerintah daerah Provinsi Lampung. (20/4/2017)

Sinergitas antara swasta dengan petani sangatlah diperlukan. Sektor perbankkan akan sangat membantu petani, tinggal bagaimana mempesiapan kelembagaan petani yang kuat. Bila kelembagaan petani kuat, tentu akan menjadi daya tarik swasta mau bermintra dengan petani. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah bisa menjadi fasilitator untuk mendorong kesiapan petani untuk memperkuat kelembagaan, sehingga terbangun komitmen dalam meningkatkan produksi dan kualitas sesuai standar prosedur sebagaimana pengelolaan produk yang di syaratkan mitra kerjanya. “Seperti PT. Nestle yang bermintra dengan petani kopi yang memberikan berbagai pengetahuan penglolaan kopi dan fasilitas kepada mitranya,” ungkap Bambang saat kunjungan ke kebun percontohan PT. Nestle di Kabupaten Tenggamus, Lampung.

Bambang mengatakan kegiatan yang dilakukan swasta sangatlah bagus dan harus lebih dioptimalkan, tinggal bagaimana mensinergikan lagi kegiatan tersebut dengan petugas pemerintah yang ada didaerah, sehingga petani bisa membangun industri perbenihan dan menjadi desa mandiri benih yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan benih masyarakat dan mempersiapkan bila ada kegiatan investasi pemerintah untuk masyarakat seperti peremajaan, pengutuhan populasi kebun, sehingga jadi gerak langkah bersama.

Keterbatasan anggaran pemerintah melalui APBN dan anggaran provinsi, sinergitas antara swasta dan petani sangat membantu pemerintah dan perlu didorong terutama dalam memperkuat kelembagaan petani agar perbankkan mau membantu juga. Pemerintah bertanggung jawab dengan memberikan pengawasan sinergitas tersebut agar masing-masing pihak dapat menjalankan hak dan kewajibannya dan saling menguntungkan.

Kopi Lokal

Ada kearifan varietas kopi lokal yang sangat bagus bagus dan bisa dikembangkan menjadi kekayaan plasmanutfah yang tidak boleh dihilangkan walaupun dengan hadirnya teknologi. Varietas kopi yang sudah dikembangkan masyarakat tersebut memang perlu diperbaiki, kalaupun memang dilepas dan diperlukan sebuah varietas legalitas formalnya bisa disertifikasi, dimurnikan menjadi sumber entris untuk dikembangkan penangkaran benih oleh petani sekaligus mendorong petani setiap desa menjadi mandiri benih. Disisi lain menurut Bambang, pengamanan kopi lokal yang plasmanutfah produktifitasnya bagus dan tahan penyakit tersebut, juga perlu ada uji adaptasi klon oleh swasta dan kalau ternyata hasilnya bagus maka akan dilanjutkan dan kalaupun tidak bagus maka klon lokal tersebut juga tidak perlu memusnahkan.

Dalam membangun perkebunan menurutnya harus terencana dengan baik, karena itu tanaman tahunan tinggal bagaimana mengolahnya. Titik fokus yang harus dilakukan saat ini bagaimana meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan kelembagaannya. Kurangnya jumlah petugas perkebunan yang ada saat ini, bisa dimaksimalkan dengan melakukan pendekatan dengan merekrut anak muda menjadi calon petugas swadaya yang nantinya bisa mengawal desanya sendiri. Prospek kopi lokal yang ada saat ini sangat bagus, tinggal bagaimana pengembangannya secara luas. “Kalau masyarakat mau melakukan perbanyakan benih kopi lokal tersebut, maka masyarakat tidak akan lagi kekurangan benih tanaman,” tambah Bambang. SY